Setelah kita mengetahui perbedaan antara kulit yang asli dan yang sintetis, kali ini mimin mau mencari informasi lain masih tentang kulit juga, tapi kali ini hanya fokus kepada kulit asli.
Kulit asli merupakan kulit yang berasal dari kulit hewan. Kulit hewan yang sering dimanfaatkan untuk diambil kulitnya antara lain ada domba, kambing, sapi, bison, babi, buaya, ular, kadal. Hewan lain yang juga dimanfaatkan kulitnya ada rusa, biasanya kulit rusa ini dimanfaatkan untuk membuat sarung tangan di negara beriklim sedang. Ada pula kulit kangguru, kemudian burung unta, kulitnya juga bisa dimanfaatkan.
Berikut ini jenis bahan kulit berdasarkan asal dari mana bahan kulit itu diambil (dikuliti), sbb.:
- Kulit kambing (goatskin)
- Kulit sapi muda (calfskin)
- Kulit domba (lambskin)
- Kulit bison (buffalo leather)
- Kulit buaya (crocodile leather)
- Kulit kangguru (kangaroo leather)
- Kulit ular (snake skin)
- Kulit burung unta (ostrich leather)
- Kulit babi
|
Ilustrasi, ini jenis kulit babi. Gambar diambil dari lovepik.com |
Jenis kulit asli dari hewan ini punya jenis yang beragam ketika sudah menjadi bahan produk tekstil berdasarkan pewarnaannya, antara lain:
# Kulit anilin (aniline dyed leather): merupakan jenis kulit yang berkualitas tinggi, dimana dalam proses pembuatannya tidak melalui proses buffing (merupakan proses finishing untuk menghaluskan permukaan kulit dengan alat pengasah atau penggosok), lebih mudah dipahami sebagai proses pemolesan. Sehingga tidak ada bahan pelapis pada produk kulit tersebut.
# Kulit semianilin : jenis kulit ini diberikan bahan pelapis berupa zat pewarna sebagai pelindung kulit, tujuannya untuk meningkatkan daya tahan dari kulit itu sendiri dan juga melindungi kulit dari noda dan kotoran.
# Kulit pigmented (warna) : kulit jenis ini memiliki lapisan warna berpigmen, jenis kulit ini akan terlihat mengkilap, berwarna dan menarik. Pigmented ini berfungsi juga meningkatkan daya tahan kulit dan menyamarkan cacat alami pada kulit itu sendiri. Karena kulit alami itu teksturnya sangat alami, tidak bisa mulus sempurna, karena dalam kulit pasti ada cacat bawaan dari hewan yang diambil kulitnya.
# Kulit nappa : kulit jenis ini lebih murah dibandingkan kulit anilin dan semianilin. Jenis kulit ini halus dan lembut, sehingga nyaman dipakai. Kulit ini terbuat dari bahan top grain kemudian dihaluskan (amplas) untuk menghilangkan cacat, lalu kemudian dilapisi pigmen.
# Kulit milling (dry milled leather) : kulit ini diolah dengan cara kulit dimasukan ke dalam drum besar lalu kemudian diputar sehingga menghasilkan kulit yang lebih lembut dan motif benjolan di permukaan kulitnya.
Jenis bahan kulit berdasarkan tingkat kualitasnya, sbb.:
$ Full grain leather : diistilahkan dalam bahasa Indonesia full grain berarti serat maksimal. Merupakan jenis kulit kualitas premium. Jenis kulit ini terkenal ketahanannya (durability) jika dibandingkan jenis kulit lainnya.
$ Top grain leather : pada kulit jenis ini, kulit masih memiliki serat, namun tak sebanyak kulit full grain leather. Perbedaannya perlu dibandingkan secara langsung antara top grain leather dan full grain leather untuk membedakannya secara pasti.
$ Split grain leather : kulit jenis ini biasanya digunakan untuk produk seperti ikat pinggang, dompet dan tas. Kulit jenis ini diambil dari sisa potongan atas (top cut), kulit jenis ini sudah tidak memiliki serat sama sekali.
$ Genuine leather : istilahnya memang sama dengan pelabelan yang menandakan kulit asli, tapi jenis kulit yang satu ini, istilah 'genuine leather' di sini untuk memberikan pemisahan untuk jenis kulit yang paling jelek, kulit yang memiliki kualitas paling buruk ya seburuk-buruknya bahan kulit. Bisa dikatakan kulit jenis ini adalah kulit sisa sortiran yang terbaik. Jadi kulit jenis ini dimaknai kulit yang diambil bukan diambil dari kulit yang terbaik, bisa dibilang kulit apa adanya (seadanya, yang penting materialnya kulit yang asli diambil dari hewan, tanpa melihat kualitas kulit tersebut). Satu cirinya adalah 'it's made from genuine leather'.
$ Bonded leather : ini merupakan jenis kulit kualitas terakhir, dimana tidak memiliki serat kulit sama sekali sehingga rentan putus dan terburai, sehingga bentuknya tidak lagi lembaran-lembaran. Kulit jenis ini perlu pengolahan lebih lanjut agar dapat dibuat produk.
Sebenarnya ada pelajaran yang perlu diketahui lagi, yaitu jenis kulit berdasarkan cara pengolahannya. Tapi mungkin bahasan satu itu akan dibahas dicatatan yang lainnya. Soalnya, mimin sendiri sudah cukup 'terkuliti' memahami dan mempelajari jenis-jenis kulit alami di atas, ya kalau kata catatan sebelumnya 'genuine leather'.
Tapi pada postingan kali ini, kita jadi dapat pelajaran, terkadang penjual produk tekstil menjual istilah 'genuine leather' untuk menarik pembeli, karena dianggap kualitas kulit terbaik adalah kulit asli atau yang mendapat label 'genuine leather', namun ternyata pada pelajaran kali ini kulit jenis ini merupakan kulit paling buruk yang merupakan sortiran terakhir dari kulit-kulit yang berkualitas terbaik.
Jadi menambah pengetahuan bukan, ya untuk hari ini pelajarannya dicukupkan segini dulu, kita lanjutkan bahasan bahan tekstil lain ya. Sampai jumpa dicatatan berikutnya. Oh iya, untuk informasi dengan topik seperti itu, nanti akan disubmit oleh akun lain ya. Supaya tidak bingung, lihat label diakhir catatan.
Untuk informasi atau pelajaran yang mimin peroleh hari ini, mimin peroleh dari beberapa tautan link di bawah ini. Ini juga melanjutkan catatan yang diposting sebelumnya, berjudul
Mengenal Bahan Kulit Dari Bedanya, jadi kalau mau merujuk ke sumber informasi catatan ini bisa klik tautan di bawah ini.
FN
Sumber Informasi:
Wilter | diakses tanggal 23 Juli 2021