Kamis, 19 Agustus 2021

Karung Goni, Jadi Bahan Pakaian Jaman Penjajahan

Siapa yang punya kakek nenek yang hidup dijaman penjajahan, dan pernah berbagi cerita tentang masa penjajahan? Ya entah jaman Belanda atau jaman Jepang, mau siapapun negaranya namanya tetap penjajah, hidup dijaman itu pastilah sulit.

Kebutuhan sandang, pangan dan papan itu sudah pasti sulit diperoleh, kalau pun punya ya pasti dirampas atas dasar nafsu penjajah itu tadi.

Untuk urusan sandang saja bangsa kita jaman dulu tidak ada akses, bahkan bangsa kita harus menggunakan bahan karung goni untuk dijadikan bahan pakaian. Cerita² kesengsaraan jaman penjajahan bisa kita peroleh dari orang² yang jadi saksi hidup pada masa itu, ya salah satunya kakek nenek.

Ilustrasi saat jaman penjajahan, gambar diambil dari Google

Kalau mimin kebetulan punya kakek nenek hidup dijaman yang lebih baik. Ada sih kakek yang punya cerita pernah disiksa oleh tentara Jepang.

Karena blog ini membahas soal fashion, tentunya mimin akan bahas soal sandang yang saat itu gak asing dikalangan rakyat jelata korban penjajahan, yaitu pakaian berbahan karung goni.

Tahu kan karung goni? Itu lho packaging material berbahan kain rajut untuk digunakan menyimpan bahan makanan, bisa tepung, bisa biji kopi, atau biji-bijian lain, beras, gula dll.

Pada jaman Jepang, penjajahan terhadap bangsa kita sangatlah kejam, bahkan melebihi apa yang dilakukan tentara Belanda. Kerja paksa jaman Jepang dikenal dengan romusha. Pekerja² paksa romusha itu dipekerjakan untuk pekerjaan² berat, pembuatan jalan, infrastruktur kereta api, dan banyak hal pekerjaan sipil.

Mereka dipekerjakan tanpa upah dan kelayakan seorang manusia, pangan dan sandang diabaikan. Tak ayal hanyak yang mati kelaparan, kemudian untuk melindungi tubuh mereka tak diberikan pakaian laik pakai.

Karung gonilah yang akhirnya mereka gunakan sebagai pelindung tubuh disaat panas dan saat dingin. Hmm, membayangkan jaman saat itu, betapa sengsaranya rakyat kita pada jaman penjajahan.

Namun kini, kita hidup dijaman merdeka, dimana kita mau cari apa saja ada. Karung goni bahkan kini jadi trend fashion unik lho. Tentunya pakaian dari karung goni jaman penjajahan dan yang jadi trend fashion masa kini berbeda sekali.

Ilustrasi, kain goni. Gambar diambil dari Google.

Kain goni atau kain burlap atau sering disebut karung goni, karena lebih sering kita lihat digunakan sebagai karung, merupakan bahan kain kasar, umumnya memang digunakan untuk membuat karung atau kantung penyimpanan.

Awalnya kain ini ditenun dari bulu kambing yang berwarna gelap, ada juga kain goni yang terbuat dari serat jute. Serat jute merupakan serat alami yang digunakan setelah kapas, sebagai bahan material kain atau bahan tekstil. Serat ini diperoleh dari kulit batang pohon bast fibre. 

Ini dia tanaman yang diambil seratnya yang disebut serat jute, ini gambar diambil dari Google Image, klik tautan untuk terhubung ke sumber gambar.

Selain terbuat dari yang tersebut di atas, kain goni ada pula yang terbuat dari serat rosela. Karakteristik kain goni yang terbuat dari serat rosela ini mempunyai sifat yang kuat karena ditenun menggunakan bahan dasar serat yang tebal sehingga tidak mudah putus.

Saat ini kain goni masih tetap diproduksi, untuk kemasan karung dan kantong, selain itu juga untuk bahan baku penunjang industri rotan dan meubel.  Selain itu kain goni ini juga digunakan untuk support industri aksesoris seperti tas belanja, hand bag, tote bag, taplak meja dll. Selain itu kain goni juga dimanfaatkan untuk hiasan interior, hiasan kaligrafi, hiasan dinding, bahkan kain goni ini dijadikan kanvas untuk membatik lho. Namun untuk penggunaan sebagi kanvas membatik.


Itu dia bahasan singkat soal kain goni yang dijadikan bahan pakaian pada jaman penjajahan. Bahasannya masih seputar tentang kemerdekaan, jadinya ya bahas sedikit menyerempet ke tema nasionalis tapi ada info yang berhubungan dunia pertekstilan.

Semoga bisa menambah pengetahuan saja sih, segitu saja deh sharing dari mimin, sampai jumpa dicatatan mimin yang lainnya. FN

Rabu, 18 Agustus 2021

Bendera Pusaka Dijahit Oleh Fatmawati dari Katun Jepang

Saat momen kemerdekaan Indonesia, setiap tahun kita selalu diingatkan tentang sejarah. Sejarah bagaimana proses kemerdekaan Indonesia itu terjadi.

Itu semua berkat kolaborasi antara generasi muda dan generasi tua. Jika tidak ada kolaborasi keduanya, rasanya Indonesia masih belum merdeka. Tentunya juga ada keberuntungan kala itu kondisi Jepang yang kalah perang dari Sekutu, jadi momen yang pas untuk memproklamirkan kemerdekaan.

Ada hal sejarah yang selalu ditanya ketika kemerdekaan, siapa penjahit bendera pusaka yang digunakan pada upacara proklamasi kemerdekaan?

Ilustrasi mesin jahit untuk menjahit bendera pusaka merah putih saat persiapan proklamasi kemerdekaan, sumber gambar Google.

Ibu Fatmawati adalah istri dari Ir. Soekarno atau kita mudah menyebutnya Bung Karno, Bapak Proklamator Indonesia.

Beliau ini adalah perempuan kelahiran Bengkulu. Merupakan keluarga dari salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu PP Muhammadiyah. Kedua orang tuanya aktif di Muhammadiyah, walaupun pada masa itu PP Muhammadiyah belum memiliki cabang di luar Jawa.

Bung Karno menikahi Ibu Fatmawati tahun 1943. Sejak saat itu pula Ibu Fatmawati tinggal di Jakarta. 

Pada persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia, Ibu Fatmawati membuat bendera merah putih dari kain katun Jepang. Kain itu dimintakan Bung Karno kepada Shimizu, Kepala Barisan Propaganda Jepang (Sedenbu). Kain itu diambil oleh Chairul Nasri dari gudang di Jl. Pintu Air. Kain yang dijahit itu berukuran 276 x 200 cm.

Untuk kain berwarna merah menurut sejarahnya itu diambil dari kain tenda dari warung soto.

Jadi awalnya Ibu Fatmawati telah membuat bendera merah putih sebelumnya, namun bendera itu kekecilan, oleh karena bahan kain warna merah kurang, disuruhlah pemuda Indonesia (Lukas Kustaryo) untuk mencarikan kain warna merah, dan diperolehlah kain dari tenda warung soto. Begitu cerita uniknya dari proses terbentuknya bendera pusaka merah putih yang kini sudah jadi benda sejarah.

Bendera yang dijahit Ibu Fatmawati digunakan untuk dikibarkan pada 17 Agustus 1945 saat upacara proklamasi di Jl. Pegangsaan Timur 56 (saat ini Jl. Proklamasi).

Bendera pusaka itu dikibarkan hanya pada saat upacara hari kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus saja, dari tahun 1946-1968. Bendera pusaka ini terakhir dikibarkan tahun 1969, bendera pusaka itu kini disimpan di Istana Merdeka. Kondisi saat ini bendera pusaka tersebut sudah sobek, dan kini menjadi benda sejarah nasional.

Sesudah tahun 1969 bendera yang dikibarkan saat HUT Kemerdekaan RI adalah bendera duplikat yang terbuat dari bahan sutera dengan ukuran 300 x 200 cm.

Itulah kira² sejarah bendera pusaka RI yang dijahit oleh Ibu Fatmawati. Nama beliau akan terus dikenang setiap perayaan HUT Kemerdekaan RI, karena jasa beliau ikut berperan dalam terlaksananya proklamasi RI. Masih banyak pihak yang berperan dalam kemerdekaan. Namun, karena ini blog tentang dunia fashion, yang mimin bahas yang ada hubungannya dengan itu saja.


Kain Katun Jepang
Oh ya tadi disebutkan penggunaan kain katun Jepang. Kain katun Jepang merupakan bahan tekstil buatan negara Jepang, atau dibuat di negara lain tapi sudah mendapatkan lisensi dari negara asalnya.

Karakter kain katun Jepang mempunyai tekstur halus, lembut, ringan, tidak berbulu. Jika digunakan untuk pakaian, kain katun Jepang efektif untuk menyerap keringat. Kain katun Jepang dibuat dari 100% bahan organik.

Bahan serupa dengan katun Jepang ini adalah katun biasa atau kain rayon. Bagi orang awam akan sangat sulit membedakan keduanya, karena hampir mirip.

Namun bagi orang awam, untuk membedakannya, biasanya kain katun Jepang memberikan watermark "Japan Design" dan memberikan kode warna kain pada bagian sisi ujungnya.

Ini ilustrasi kain katun Jepang, terlihat tulisan Japan Design, gambar diambil dari Google.

Jadi jangan heran jika kain katun Jepang punya harga yang relatif lebih mahal. Biasanya digunakan untuk bahan untuk membuat pakaian blouse, mukena, hingga sprai. Karena bahan kain ini cukup nyaman jika dikenakan, nyaman di kulit pemakainya.

Segitu saja sharing dari mimin, semoga informasinya bisa bermanfaat, sekalian mengingat lagi tentang sejarah nasional. Sampai jumpa dicatatan lainnya lagi, salam kemerdekaan, merdeka!!! FN

Rabu, 04 Agustus 2021

Inspirasi Fashion Blogger Sukses: Diana Rikasari

Ketika mimin iseng blogwalking untuk cari ide topik buat konten apa ya tentang fashion, mimin terbawa ke sebuah url blogspot. Blognya sederhana, simpel, konten yang mimin lihat adalah berbahasa Inggris. Akhirnya mimin hunting informasi lagi tentang pemilik blog itu, siapakah dia?

Dia adalah Diana Rikasari, ternyata mba Diana ini merupakan fashion blogger, tema blog yang dia crate adalah tentang fashion, itu kenapa dia dikenal sebagai fashion blogger.

Blognya bernama hot chocolate & mint by Diana Rikasari. Blognya juga masih menggunakan domain blogspot, belum menggunakan domain berbayar. Postingan terakhir update Juni 2021, ya masih dibilang update, setidaknya menunjukan blognya masih aktif.



Terkadang begini, banyak blogger yang sudah terkenal, blog awalnya sudah tak lagi diurus, apalagi sudah punya website lain yang lebih profesional, dan sudah menunjukan karakternya yang baru. Tapi ini menarik, mimin amati masih aktif blognya, setidaknya ada konten terakhir yang dipublish saat ini.

Kalau mimin mundur ke belakang, ke postingan awalnya itu dirilis Maret 2007 dan sejak awal publish dengan bahasa Inggris.

Di dalam postingan tentang dirinya, mba Diana Rikasari ini mengenalkan dirinya sebagai award-winning blogger, fashion entrepreneur, dan penulis buku. Di sana disampaikan juga bahwa 2011 & 2012 blognya berhasil menjadi blog #1 menurut IndonesianMatters.com, hmm pencapaian yang menarik. Banyak lagi pencapaiannya dituliskan di sana.

Ini bisa jadi inspirasi blogger² baru, ya cocok dimasa pandemi seperti ini, melihat Mba Diana ini bisa terkenal dengan blognya dan fashion stylenya.

Tak hanya di dunia blog, Mba Diana juga punya channel youtube, bisa visit dilink terkait ini ya.

Wanita kelahiran 23 Desember 1984 ini cukup dikenal dikalangan blogger², banyak blogger yang mampir dan meninggalkan komentar dan mereka ini cukup sering saya ketahui malang melintang didunia blogger dan lalu lintasnya blogwalking sering terpantau di lini massa kolom komentar di blog mimin (lainnya).


Status Mba Diana Rikasari ini adalah emak blogger sih ya, sudah mempunyai 2 orang anak, Daria Richelle dan Syed Muhammad Shahmeer, dari suaminya yang bernama Syed Muhammad Sharjeel.

Mba Diana ini menuliskan suka dukanya menjadi seorang blogger dalam sebuah buku yang berjudul #88 Love Lifes. Ini bisa jadi inspirasi blogger yang newbe, bahwa semua tidak dimulai dengan mulus lho. Sama seperti emas yang perlu diolah dulu baru nampak kemilaunya dan berharganya, tapi ketika masih dalam kubangan lumpur tiada orang melihat.

Mba Diana mulai dikenal karena style pakaiannya yang unik untuk jaman tahun 2007, melalui blognya yang masih berdomain gratisan tak menyurutkan seorang Diana Rikasari dikenal, bahkan sampai saat ini blog tersebut masih update dan masih dengan domain gratisannya, berbeda dengan mereka yang langsung merubahnya menjadi domain berbayar justru sebelum dia terkenal.

Diana Rikasari tak hanya terkenal di Indonesia, bukunya saja cukup dikenal di beberapa negara tetangga Filipina, Brunai, Dubai hingga London. Bahkan, pada ajang Paris Fashion Week Diana Rikasari dapat undangan.

Melalui dunia fashion yang digelutinya, Mba Diana ini punya brand sepatu bernama "Up", kemudian dari brand pakaian ada nama "Schmiley Mo", yang dikenal menjadi brand internasional melalui ajang Torino Fashion Week di Italia.

Hmm, menarik bukan, menjadi seorang blogger ternyata bisa lho menjadi terkenal, kembali lagi dipasionnya memang di sana, blog itu hanya sarana, tapi jika kreatifitas tidak terbendung, maka beginilah jadinya, famous.

Semoga sih bahasan singkat soal tokoh blogger fashion satu ini bisa jadi penyemangat, muda-mudi yang baru kenal dunia blogger atau memang passionnya di sini, ya apa saja sih, entah memang di dunia fashion, fotografi, atau apapun ya itu, tekuni dan pede saja, gak usah ambil pusing dengan celotehan netizen yang mereka itu kretafitasnya hanya di sana, mereka itu memang diciptakan untuk melecut semangat orang-orang hebat untuk makin hebat.

Semoga menginspirasi ya, untuk mimin sendiri dan juga untuk yang lainnya. Sampai jumpa dicatatan yang lainnya ya, supporting mimin untuk blog ini. SSDK