Jika kita mengenal bahan untuk membuat pakaian selain kain ada bahan lain yang mungkin dipilih untuk membuat produk pakaian atau produk lainnya, entah untuk jaket, blazer, celana, hingga rok, bahkan topi, sarung tangan dan sepatu saja ada yang menggunakan bahan kulit. Ada pula jok mobil ada lho yang menggunakan material kulit.
Kerupuk saja ya ada yang terbuat dari bahan kulit, hmm apa itu? Itu kerupuk rambak, kan terbuat dari kulit kerbau. "Bukan begitu #bambang!". Sabar-sabar, hanya intermesso saja, jangan dibawa serius ya. Nanti emosi lagi kalau dibawa serius.
Kulit saat ini sering jadi pilihan untuk bahan membuat produk tekstil. Bahkan pada jaman prasejarah, ketika manusia belum mengenal bahan kain, manusia purba menggunakan material kulit untuk dijadikan sebagai pelindung tubuh yang manusia modern mengenalnya sebagai pakaian. Kulit hewanlah yang jadi bahan untuk material kulit untuk jadi pakaian mereka.
Saat ini untuk membuat produk kulit, kulit hewan seperti domba, kambing, sapi, buaya, ular, harimau, cheetah, macan tutul, bahkan hingga babi dimanfaatkan untuk diambil kulitnya, demi menghasilkan bahan kulit terbaik. Namun, tidak bisa seenaknya, lembaga konservasi punya aturan agar tidak terjadinya eksploitasi, karena untuk hewan seperti harimau, cheetah atau macan tutul, yang sudah berada dalam kategori kritis tidak diperkenankan untuk diambil kulitnya sebagai komoditas tekstil.
Ilustrasi bahan kulit. Sumber gambar diambil dari Google Image. |
Ayam tidak masuk hitungan ya, kalau ayam diambil kulitnya buat bahan pakaian, mimin makan kulit crispy dari kulitnya siapa dong ....
Produk tekstil berbahan kulit yang asli dari hewan harganya cukup mahal, itu pasti, karena untuk mendapatkan material kulit yang asli dari hewan itu harus mengorbankan hewan tersebut, artinya hewan tersebut harus mati. Ada harga yang harus dibayar untuk itu. Sedikit berbeda dengan produk tekstil berbahan wool yang diambil dari bulu domba, domba-domba wool yang diternak hanya diambil kulit wool bagian luarnya saja, tidak sampai kulit tubuhnya.
Mensiasati hal itu, ada yang namanya kulit sintetis atau kulit buatan. Jadi ada dua jenis bahan kulit, yaitu kulit asli yang berasal dari kulit hewan dan kulit sintetis atau kulit buatan.
Perbedaan antara kulit asli dan kulit sintetis dapat dilihat dari beberapa hal, diantaranya:
# Harga : kulit asli harganya cenderung dan pasti lebih mahal daripada kulit sintetis, kecuali ada yang mengaku-aku menjual kulit asli dengan harga mahal, padahal itu adalah kulit sintetis yang dibuat seolah-olah menyerupai kulit asli.
# Tekstur kulit : kulit asli itu cederung lebih halus, meski tergantung juga pada kualitas. Kulit aslin pun bisa terasa halus, namun pembedanya tidak terasa alami, karena lebih terasa seperti plastik ketika kita menyentuh dan merasakannya.
# Fisik kulit : karakter kulit selalu mempunyai pori-pori, kulit asli mempunyai pori-pori yang tidak beraturan, karena itu alamiahnya dari kulit hewan. Sedangkan kulit sintetis pori-porinya cenderung lebih rapih, beraturan dengan jarak yang konsisten.
# Aroma : kulit asli akan mengeluarkan aroma alaminya yang tidak dapat ditiru. Sedangkan kulit sintetis cenderung mengeluarkan aroma bahan kimia atau aroma karet atau bau vinyl.
# Kerapihan produk : kulit asli cenderung tidak rapih, kasar pada bagian tepiannya, karena kulit yang diambil dari hewan ukurannya tidak pasti sama percis, bisa berbeda-beda tergantung ukuran hewannya. Sedangkan kulit sitentis pada bagian tepiannya akan lebih rapih dan sempurna.
# Pelabelan : kulit sintetis umumnya menggunakan istilah manmade materials atau fabrics materials atau syntetic leather dll.. Sedangkan untuk kulit asli pelabelannya 'genuine leather'.
# Perawatan : kulit asli perlu perawatan khusus dibandingkan kulit sintetis, kulit asli jika tidak dirawat dengan baik, maka akan merusak tekstur dan keawetan kulit itu sendiri. Perlu penyimpanan di tempat yang baik, tidak asal simpan saja. Kulit asli tidak terlalu menimbulkan bekas ketika dilipat, sedangkan kulit sintetis akan menimbulkan bekas lipatan.
Produk berbahan kulit asli memang memberikan prestis tersendiri bagi yang memakainya, ada nilai tersendiri bagi pemakainya. Lalu, kalau kalian bagaimana, memilih kulit asli atau kulit sintetis?
Kalau mimin sih, ya yang mana saja, asal baik, bagus, enak dipakainya dan tentunya ya harganya tidak menguras kantong sih. Kalau kalian pasti punya pendapat berbeda, mimin kembalikan kepada selera masing-masing saja ya.
Segitu saja deh catatan kali ini dari mimin, bisa menambah pengetahuan bagi yang awam, yang baru sekedar mengenal material bahan-bahan produk tekstil, salah satunya ya kulit ini. Kalau mimin sih, kalau kulit ayam crispy tentunya suka banget, kriuk-kriuk-krenyes-krenyes. Ah jadi laper nih, kita lanjutkan ditopik lainnya lagi ya. Sampai jumpa lagi dicatatan berikutnya, senang bisa menyapa kalian melalui catatan ini. FN
macem kulit buaya atau kulit ular gitu mahal banget kali ya kalo buat dijadikan bahan tas atau baju misalnya..
BalasHapusIya pastinya genuine leather pasti punya harga lebih mahal dibandingkan tiruannya kulit ala ular atau buaya. Itu kenapa banyak yang memalsukan, tapi bilangnya asli.
HapusYang agak murah kulit buaya darat, soalnya makin hari makin banyak buaya darat berkeliaran skr ini 😋
Iya bener ;p
Hapus