Kamis, 19 Agustus 2021

Karung Goni, Jadi Bahan Pakaian Jaman Penjajahan

Siapa yang punya kakek nenek yang hidup dijaman penjajahan, dan pernah berbagi cerita tentang masa penjajahan? Ya entah jaman Belanda atau jaman Jepang, mau siapapun negaranya namanya tetap penjajah, hidup dijaman itu pastilah sulit.

Kebutuhan sandang, pangan dan papan itu sudah pasti sulit diperoleh, kalau pun punya ya pasti dirampas atas dasar nafsu penjajah itu tadi.

Untuk urusan sandang saja bangsa kita jaman dulu tidak ada akses, bahkan bangsa kita harus menggunakan bahan karung goni untuk dijadikan bahan pakaian. Cerita² kesengsaraan jaman penjajahan bisa kita peroleh dari orang² yang jadi saksi hidup pada masa itu, ya salah satunya kakek nenek.

Ilustrasi saat jaman penjajahan, gambar diambil dari Google

Kalau mimin kebetulan punya kakek nenek hidup dijaman yang lebih baik. Ada sih kakek yang punya cerita pernah disiksa oleh tentara Jepang.

Karena blog ini membahas soal fashion, tentunya mimin akan bahas soal sandang yang saat itu gak asing dikalangan rakyat jelata korban penjajahan, yaitu pakaian berbahan karung goni.

Tahu kan karung goni? Itu lho packaging material berbahan kain rajut untuk digunakan menyimpan bahan makanan, bisa tepung, bisa biji kopi, atau biji-bijian lain, beras, gula dll.

Pada jaman Jepang, penjajahan terhadap bangsa kita sangatlah kejam, bahkan melebihi apa yang dilakukan tentara Belanda. Kerja paksa jaman Jepang dikenal dengan romusha. Pekerja² paksa romusha itu dipekerjakan untuk pekerjaan² berat, pembuatan jalan, infrastruktur kereta api, dan banyak hal pekerjaan sipil.

Mereka dipekerjakan tanpa upah dan kelayakan seorang manusia, pangan dan sandang diabaikan. Tak ayal hanyak yang mati kelaparan, kemudian untuk melindungi tubuh mereka tak diberikan pakaian laik pakai.

Karung gonilah yang akhirnya mereka gunakan sebagai pelindung tubuh disaat panas dan saat dingin. Hmm, membayangkan jaman saat itu, betapa sengsaranya rakyat kita pada jaman penjajahan.

Namun kini, kita hidup dijaman merdeka, dimana kita mau cari apa saja ada. Karung goni bahkan kini jadi trend fashion unik lho. Tentunya pakaian dari karung goni jaman penjajahan dan yang jadi trend fashion masa kini berbeda sekali.

Ilustrasi, kain goni. Gambar diambil dari Google.

Kain goni atau kain burlap atau sering disebut karung goni, karena lebih sering kita lihat digunakan sebagai karung, merupakan bahan kain kasar, umumnya memang digunakan untuk membuat karung atau kantung penyimpanan.

Awalnya kain ini ditenun dari bulu kambing yang berwarna gelap, ada juga kain goni yang terbuat dari serat jute. Serat jute merupakan serat alami yang digunakan setelah kapas, sebagai bahan material kain atau bahan tekstil. Serat ini diperoleh dari kulit batang pohon bast fibre. 

Ini dia tanaman yang diambil seratnya yang disebut serat jute, ini gambar diambil dari Google Image, klik tautan untuk terhubung ke sumber gambar.

Selain terbuat dari yang tersebut di atas, kain goni ada pula yang terbuat dari serat rosela. Karakteristik kain goni yang terbuat dari serat rosela ini mempunyai sifat yang kuat karena ditenun menggunakan bahan dasar serat yang tebal sehingga tidak mudah putus.

Saat ini kain goni masih tetap diproduksi, untuk kemasan karung dan kantong, selain itu juga untuk bahan baku penunjang industri rotan dan meubel.  Selain itu kain goni ini juga digunakan untuk support industri aksesoris seperti tas belanja, hand bag, tote bag, taplak meja dll. Selain itu kain goni juga dimanfaatkan untuk hiasan interior, hiasan kaligrafi, hiasan dinding, bahkan kain goni ini dijadikan kanvas untuk membatik lho. Namun untuk penggunaan sebagi kanvas membatik.


Itu dia bahasan singkat soal kain goni yang dijadikan bahan pakaian pada jaman penjajahan. Bahasannya masih seputar tentang kemerdekaan, jadinya ya bahas sedikit menyerempet ke tema nasionalis tapi ada info yang berhubungan dunia pertekstilan.

Semoga bisa menambah pengetahuan saja sih, segitu saja deh sharing dari mimin, sampai jumpa dicatatan mimin yang lainnya. FN

Rabu, 18 Agustus 2021

Bendera Pusaka Dijahit Oleh Fatmawati dari Katun Jepang

Saat momen kemerdekaan Indonesia, setiap tahun kita selalu diingatkan tentang sejarah. Sejarah bagaimana proses kemerdekaan Indonesia itu terjadi.

Itu semua berkat kolaborasi antara generasi muda dan generasi tua. Jika tidak ada kolaborasi keduanya, rasanya Indonesia masih belum merdeka. Tentunya juga ada keberuntungan kala itu kondisi Jepang yang kalah perang dari Sekutu, jadi momen yang pas untuk memproklamirkan kemerdekaan.

Ada hal sejarah yang selalu ditanya ketika kemerdekaan, siapa penjahit bendera pusaka yang digunakan pada upacara proklamasi kemerdekaan?

Ilustrasi mesin jahit untuk menjahit bendera pusaka merah putih saat persiapan proklamasi kemerdekaan, sumber gambar Google.

Ibu Fatmawati adalah istri dari Ir. Soekarno atau kita mudah menyebutnya Bung Karno, Bapak Proklamator Indonesia.

Beliau ini adalah perempuan kelahiran Bengkulu. Merupakan keluarga dari salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu PP Muhammadiyah. Kedua orang tuanya aktif di Muhammadiyah, walaupun pada masa itu PP Muhammadiyah belum memiliki cabang di luar Jawa.

Bung Karno menikahi Ibu Fatmawati tahun 1943. Sejak saat itu pula Ibu Fatmawati tinggal di Jakarta. 

Pada persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia, Ibu Fatmawati membuat bendera merah putih dari kain katun Jepang. Kain itu dimintakan Bung Karno kepada Shimizu, Kepala Barisan Propaganda Jepang (Sedenbu). Kain itu diambil oleh Chairul Nasri dari gudang di Jl. Pintu Air. Kain yang dijahit itu berukuran 276 x 200 cm.

Untuk kain berwarna merah menurut sejarahnya itu diambil dari kain tenda dari warung soto.

Jadi awalnya Ibu Fatmawati telah membuat bendera merah putih sebelumnya, namun bendera itu kekecilan, oleh karena bahan kain warna merah kurang, disuruhlah pemuda Indonesia (Lukas Kustaryo) untuk mencarikan kain warna merah, dan diperolehlah kain dari tenda warung soto. Begitu cerita uniknya dari proses terbentuknya bendera pusaka merah putih yang kini sudah jadi benda sejarah.

Bendera yang dijahit Ibu Fatmawati digunakan untuk dikibarkan pada 17 Agustus 1945 saat upacara proklamasi di Jl. Pegangsaan Timur 56 (saat ini Jl. Proklamasi).

Bendera pusaka itu dikibarkan hanya pada saat upacara hari kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus saja, dari tahun 1946-1968. Bendera pusaka ini terakhir dikibarkan tahun 1969, bendera pusaka itu kini disimpan di Istana Merdeka. Kondisi saat ini bendera pusaka tersebut sudah sobek, dan kini menjadi benda sejarah nasional.

Sesudah tahun 1969 bendera yang dikibarkan saat HUT Kemerdekaan RI adalah bendera duplikat yang terbuat dari bahan sutera dengan ukuran 300 x 200 cm.

Itulah kira² sejarah bendera pusaka RI yang dijahit oleh Ibu Fatmawati. Nama beliau akan terus dikenang setiap perayaan HUT Kemerdekaan RI, karena jasa beliau ikut berperan dalam terlaksananya proklamasi RI. Masih banyak pihak yang berperan dalam kemerdekaan. Namun, karena ini blog tentang dunia fashion, yang mimin bahas yang ada hubungannya dengan itu saja.


Kain Katun Jepang
Oh ya tadi disebutkan penggunaan kain katun Jepang. Kain katun Jepang merupakan bahan tekstil buatan negara Jepang, atau dibuat di negara lain tapi sudah mendapatkan lisensi dari negara asalnya.

Karakter kain katun Jepang mempunyai tekstur halus, lembut, ringan, tidak berbulu. Jika digunakan untuk pakaian, kain katun Jepang efektif untuk menyerap keringat. Kain katun Jepang dibuat dari 100% bahan organik.

Bahan serupa dengan katun Jepang ini adalah katun biasa atau kain rayon. Bagi orang awam akan sangat sulit membedakan keduanya, karena hampir mirip.

Namun bagi orang awam, untuk membedakannya, biasanya kain katun Jepang memberikan watermark "Japan Design" dan memberikan kode warna kain pada bagian sisi ujungnya.

Ini ilustrasi kain katun Jepang, terlihat tulisan Japan Design, gambar diambil dari Google.

Jadi jangan heran jika kain katun Jepang punya harga yang relatif lebih mahal. Biasanya digunakan untuk bahan untuk membuat pakaian blouse, mukena, hingga sprai. Karena bahan kain ini cukup nyaman jika dikenakan, nyaman di kulit pemakainya.

Segitu saja sharing dari mimin, semoga informasinya bisa bermanfaat, sekalian mengingat lagi tentang sejarah nasional. Sampai jumpa dicatatan lainnya lagi, salam kemerdekaan, merdeka!!! FN

Rabu, 04 Agustus 2021

Inspirasi Fashion Blogger Sukses: Diana Rikasari

Ketika mimin iseng blogwalking untuk cari ide topik buat konten apa ya tentang fashion, mimin terbawa ke sebuah url blogspot. Blognya sederhana, simpel, konten yang mimin lihat adalah berbahasa Inggris. Akhirnya mimin hunting informasi lagi tentang pemilik blog itu, siapakah dia?

Dia adalah Diana Rikasari, ternyata mba Diana ini merupakan fashion blogger, tema blog yang dia crate adalah tentang fashion, itu kenapa dia dikenal sebagai fashion blogger.

Blognya bernama hot chocolate & mint by Diana Rikasari. Blognya juga masih menggunakan domain blogspot, belum menggunakan domain berbayar. Postingan terakhir update Juni 2021, ya masih dibilang update, setidaknya menunjukan blognya masih aktif.



Terkadang begini, banyak blogger yang sudah terkenal, blog awalnya sudah tak lagi diurus, apalagi sudah punya website lain yang lebih profesional, dan sudah menunjukan karakternya yang baru. Tapi ini menarik, mimin amati masih aktif blognya, setidaknya ada konten terakhir yang dipublish saat ini.

Kalau mimin mundur ke belakang, ke postingan awalnya itu dirilis Maret 2007 dan sejak awal publish dengan bahasa Inggris.

Di dalam postingan tentang dirinya, mba Diana Rikasari ini mengenalkan dirinya sebagai award-winning blogger, fashion entrepreneur, dan penulis buku. Di sana disampaikan juga bahwa 2011 & 2012 blognya berhasil menjadi blog #1 menurut IndonesianMatters.com, hmm pencapaian yang menarik. Banyak lagi pencapaiannya dituliskan di sana.

Ini bisa jadi inspirasi blogger² baru, ya cocok dimasa pandemi seperti ini, melihat Mba Diana ini bisa terkenal dengan blognya dan fashion stylenya.

Tak hanya di dunia blog, Mba Diana juga punya channel youtube, bisa visit dilink terkait ini ya.

Wanita kelahiran 23 Desember 1984 ini cukup dikenal dikalangan blogger², banyak blogger yang mampir dan meninggalkan komentar dan mereka ini cukup sering saya ketahui malang melintang didunia blogger dan lalu lintasnya blogwalking sering terpantau di lini massa kolom komentar di blog mimin (lainnya).


Status Mba Diana Rikasari ini adalah emak blogger sih ya, sudah mempunyai 2 orang anak, Daria Richelle dan Syed Muhammad Shahmeer, dari suaminya yang bernama Syed Muhammad Sharjeel.

Mba Diana ini menuliskan suka dukanya menjadi seorang blogger dalam sebuah buku yang berjudul #88 Love Lifes. Ini bisa jadi inspirasi blogger yang newbe, bahwa semua tidak dimulai dengan mulus lho. Sama seperti emas yang perlu diolah dulu baru nampak kemilaunya dan berharganya, tapi ketika masih dalam kubangan lumpur tiada orang melihat.

Mba Diana mulai dikenal karena style pakaiannya yang unik untuk jaman tahun 2007, melalui blognya yang masih berdomain gratisan tak menyurutkan seorang Diana Rikasari dikenal, bahkan sampai saat ini blog tersebut masih update dan masih dengan domain gratisannya, berbeda dengan mereka yang langsung merubahnya menjadi domain berbayar justru sebelum dia terkenal.

Diana Rikasari tak hanya terkenal di Indonesia, bukunya saja cukup dikenal di beberapa negara tetangga Filipina, Brunai, Dubai hingga London. Bahkan, pada ajang Paris Fashion Week Diana Rikasari dapat undangan.

Melalui dunia fashion yang digelutinya, Mba Diana ini punya brand sepatu bernama "Up", kemudian dari brand pakaian ada nama "Schmiley Mo", yang dikenal menjadi brand internasional melalui ajang Torino Fashion Week di Italia.

Hmm, menarik bukan, menjadi seorang blogger ternyata bisa lho menjadi terkenal, kembali lagi dipasionnya memang di sana, blog itu hanya sarana, tapi jika kreatifitas tidak terbendung, maka beginilah jadinya, famous.

Semoga sih bahasan singkat soal tokoh blogger fashion satu ini bisa jadi penyemangat, muda-mudi yang baru kenal dunia blogger atau memang passionnya di sini, ya apa saja sih, entah memang di dunia fashion, fotografi, atau apapun ya itu, tekuni dan pede saja, gak usah ambil pusing dengan celotehan netizen yang mereka itu kretafitasnya hanya di sana, mereka itu memang diciptakan untuk melecut semangat orang-orang hebat untuk makin hebat.

Semoga menginspirasi ya, untuk mimin sendiri dan juga untuk yang lainnya. Sampai jumpa dicatatan yang lainnya ya, supporting mimin untuk blog ini. SSDK

Selasa, 27 Juli 2021

Mengenal Kain Tahan Api

Ada ta kain yang tahan api? Perasaan kain kalau kena api itu ya terbakar hangus, gosong bahkan bisa jadi abu lho. Kita saja jika menyetrika, lalu kelupaan kain bisa jadi bolong, hangus dan rusak kainnya. Lalu apa bisa tahan api?

Ternyata bisa lho. Mimin dapat jawaban setelah menonton video bertemakan militer di channel Lycma Mil-Tech. Link video yang mimin tonton klik tautan channelnya ya.

Di video itu ditampilkan tentara yang sedang uji tembak, tapi mereka memakai penutup kepala dan sarung tangan berwarna putih dari bahan kain, seperti layaknya ninja. Untuk apa?

Ilustrasi antiflash gear

Jadi kain itu berfungsi melindungi bagian kulit yang mungkin terbuka untuk menghindari serangan api jika terjadi hal² yang tak diinginkan, misalkan gagal tembak, terjadi ledakan yang tak disengaja, maka tentara yang bertugas akan terlindungi dari resiko panas atau luka bakar serius.

Kalau sering nonton balapan, kita juga sering lihat pebalap menggunakan balaclava sebelum menggunakan helm, itu ternyata berfungsi sama dengan yang digunakan tentara. Perlengkapan itu diberi nama antiflash gear atau flash gear.

Lalu pertanyaannya, bahan kain apa yang mampu tahan terhadap api itu? Kain itu ternyata berbahan dasar katun.

Wow, katun kain tahan api? Eits jangan buru² begitu ferguso. Kain katun itu diberikan treatment khusus terlebih dulu, ketika melewati treatment itu jenis kainnya berubah nama, yang kita sering dengar dengan istilah Nomex®, sebenarnya ini merk sih. Tapi dikenal umum dengan istilah itu.

Ada pun beberapa merk lain seperti: Kenox® asal Taiwan, Westex® asal Amerika Serikat. Ada pula Kevlar®, Zeromelts®, 

Salah satu contoh bahan kain tahan api. Gambar diambil dari Google Image

Jadi kain katun itu harus diberi molekul khusus yang disebut THPC atau  Tetrakis (hidroksimetil) fhosfonium klorida. Molekul ini dimasukan keserat-serat kain katun tersebut. Molekul ini akan bereaksi ketika terkena panas atau api. Molekul ini akan bereaksi serat kain akan menebal dan mengalami reaksi karbonisasi, penebalan ini memberikan insulasi panas yang lebih dan proses karbonasi menyerap panas dari api, sehingga panas dari api yang mencapai kulit pemakai sudah berkurang dratis. Reaksi ini menyebabkan kain tidak terbakar atau meleleh.
THPC memiliki aplikasi sebagai prekursor untuk bahan tahan api, serta mikrobiosida dalam penggunaan komersial dan industri.
Lain lagi dengan produk tekstil antiflash gear tadi, untuk produk tekstil pakaian pemadam kebarakan menggunakan kain dengan campuran serat asbes, aramid dan Nomex®.

Bahan kain aramid ini mulai digunakan ketika kain serat asbes ini dianggap berbahaya bagi kesehatan.  Kain aramid termasuk dalam klasifikasi kain sintetik fiber. Kain aramid ini sering digunakan sebagai bahan pakaian pembalap mobil dan motor karena sifatnya yang kuat, tahan panas dan api, hingga suhu 53°C.


Ya begitulah kira-kira bagaimana kain tahan api bisa terbentuk, sejatinya kain itu sendiri bukan material tahan api, ada kimia yang membuatnya kuat terhadap api, itu tentunya karena rekayasa.

Semoga bisa menambah pengetahuan kalian semua ya. Mimin ini juga jadi nambah tahu dengan mencari informasi seputar hal ini, ya meskipun tidak cukup lengkap. Tapi bisa jadi pembuka jalan untuk memahami lebih lagi tentang material kain tahan api.

Sampai jumpa disumbangan informasi Warna Warni Dunia Kita yang lainnya ya, membahas tentang dunia fashion atau pertekstilan lainnya. Tetap jaga kesehatan dan imun tubuh, patuhi protokol kesehatan, dan selalu berdoa untuk semua orang tersayang di sekitar kita, semoga kita lekas terbebas dari pandemi ini, salam sehat selalu. SSDK

Sabtu, 24 Juli 2021

Mengenal Jenis-jenis Bahan Kulit Asli

Setelah kita mengetahui perbedaan antara kulit yang asli dan yang sintetis, kali ini mimin mau mencari informasi lain masih tentang kulit juga, tapi kali ini hanya fokus kepada kulit asli.

Kulit asli merupakan kulit yang berasal dari kulit hewan. Kulit hewan yang sering dimanfaatkan untuk diambil kulitnya antara lain ada domba, kambing, sapi, bison, babi, buaya, ular, kadal. Hewan lain yang juga dimanfaatkan kulitnya ada rusa, biasanya kulit rusa ini dimanfaatkan untuk membuat sarung tangan di negara beriklim sedang. Ada pula kulit kangguru, kemudian burung unta, kulitnya juga bisa dimanfaatkan.
Ilustrasi, kulit kangguru. Gambar diambil dari Google Image

Berikut ini jenis bahan kulit berdasarkan asal dari mana bahan kulit itu diambil (dikuliti), sbb.:
- Kulit kambing (goatskin)
- Kulit sapi muda (calfskin)
- Kulit domba (lambskin)
- Kulit bison (buffalo leather)
- Kulit buaya (crocodile leather)
- Kulit kangguru (kangaroo leather)
- Kulit ular (snake skin)
- Kulit burung unta (ostrich leather)
- Kulit babi
Ilustrasi, ini jenis kulit babi. Gambar diambil dari lovepik.com

Jenis kulit asli dari hewan ini punya jenis yang beragam ketika sudah menjadi bahan produk tekstil berdasarkan pewarnaannya, antara lain:
# Kulit anilin (aniline dyed leather): merupakan jenis kulit yang berkualitas tinggi, dimana dalam proses pembuatannya tidak melalui proses buffing (merupakan proses finishing untuk menghaluskan permukaan kulit dengan alat pengasah atau penggosok), lebih mudah dipahami sebagai proses pemolesan. Sehingga tidak ada bahan pelapis pada produk kulit tersebut.

# Kulit semianilin : jenis kulit ini diberikan bahan pelapis berupa zat pewarna sebagai pelindung kulit, tujuannya untuk meningkatkan daya tahan dari kulit itu sendiri dan juga melindungi kulit dari noda dan kotoran.

# Kulit pigmented (warna) : kulit jenis ini memiliki lapisan warna berpigmen, jenis kulit ini akan terlihat mengkilap, berwarna dan menarik. Pigmented ini berfungsi juga meningkatkan daya tahan kulit dan menyamarkan cacat alami pada kulit itu sendiri. Karena kulit alami itu teksturnya sangat alami, tidak bisa mulus sempurna, karena dalam kulit pasti ada cacat bawaan dari hewan yang diambil kulitnya.

# Kulit nappa : kulit jenis ini lebih murah dibandingkan kulit anilin dan semianilin. Jenis kulit ini halus dan lembut, sehingga nyaman dipakai. Kulit ini terbuat dari bahan top grain kemudian dihaluskan (amplas) untuk menghilangkan cacat, lalu kemudian dilapisi pigmen.

# Kulit milling (dry milled leather) : kulit ini diolah dengan cara kulit dimasukan ke dalam drum besar lalu kemudian diputar sehingga menghasilkan kulit yang lebih lembut dan motif benjolan di permukaan kulitnya.


Jenis bahan kulit berdasarkan tingkat kualitasnya, sbb.:
$ Full grain leather : diistilahkan dalam bahasa Indonesia full grain berarti serat maksimal. Merupakan jenis kulit kualitas premium. Jenis kulit ini terkenal ketahanannya (durability) jika dibandingkan jenis kulit lainnya.

$ Top grain leather : pada kulit jenis ini, kulit masih memiliki serat, namun tak sebanyak kulit full grain leather. Perbedaannya perlu dibandingkan secara langsung antara top grain leather dan full grain leather untuk membedakannya secara pasti.

$ Split grain leather : kulit jenis ini biasanya digunakan untuk produk seperti ikat pinggang, dompet dan tas. Kulit jenis ini diambil dari sisa potongan atas (top cut), kulit jenis ini sudah tidak memiliki serat sama sekali.

$ Genuine leather : istilahnya memang sama dengan pelabelan yang menandakan kulit asli, tapi jenis kulit yang satu ini, istilah 'genuine leather' di sini untuk memberikan pemisahan untuk jenis kulit yang paling jelek, kulit yang memiliki kualitas paling buruk ya seburuk-buruknya bahan kulit. Bisa dikatakan kulit jenis ini adalah kulit sisa sortiran yang terbaik. Jadi kulit jenis ini dimaknai kulit yang diambil bukan diambil dari kulit yang terbaik, bisa dibilang kulit apa adanya (seadanya, yang penting materialnya kulit yang asli diambil dari hewan, tanpa melihat kualitas kulit tersebut). Satu cirinya adalah 'it's made from genuine leather'.

$ Bonded leather : ini merupakan jenis kulit kualitas terakhir, dimana tidak memiliki serat kulit sama sekali sehingga rentan putus dan terburai, sehingga bentuknya tidak lagi lembaran-lembaran. Kulit jenis ini perlu pengolahan lebih lanjut agar dapat dibuat produk.


Sebenarnya ada pelajaran yang perlu diketahui lagi, yaitu jenis kulit berdasarkan cara pengolahannya. Tapi mungkin bahasan satu itu akan dibahas dicatatan yang lainnya. Soalnya, mimin sendiri sudah cukup 'terkuliti' memahami dan mempelajari jenis-jenis kulit alami di atas, ya kalau kata catatan sebelumnya 'genuine leather'.

Tapi pada postingan kali ini, kita jadi dapat pelajaran, terkadang penjual produk tekstil menjual istilah 'genuine leather' untuk menarik pembeli, karena dianggap kualitas kulit terbaik adalah kulit asli atau yang mendapat label 'genuine leather', namun ternyata pada pelajaran kali ini kulit jenis ini merupakan kulit paling buruk yang merupakan sortiran terakhir dari kulit-kulit yang berkualitas terbaik.

Jadi menambah pengetahuan bukan, ya untuk hari ini pelajarannya dicukupkan segini dulu, kita lanjutkan bahasan bahan tekstil lain ya. Sampai jumpa dicatatan berikutnya. Oh iya, untuk informasi dengan topik seperti itu, nanti akan disubmit oleh akun lain ya. Supaya tidak bingung, lihat label diakhir catatan.

Untuk informasi atau pelajaran yang mimin peroleh hari ini, mimin peroleh dari beberapa tautan link di bawah ini. Ini juga melanjutkan catatan yang diposting sebelumnya, berjudul Mengenal Bahan Kulit Dari Bedanya, jadi kalau mau merujuk ke sumber informasi catatan ini bisa klik tautan di bawah ini. FN


Sumber Informasi:
Spirit Garment. Cara Membedakan Bahan Kulit Asli dan Sintetis | diakses tanggal 22 Juli 2021
Wilter | diakses tanggal 23 Juli 2021
Padukata. 31+ Jenis Bahan Kulit Dalam Pembuatan Tas, Dompet, Sepatu dll | diakses tanggal 23 Juli 2021

Jumat, 23 Juli 2021

Mengenal Bahan Kulit Dari Bedanya

Jika kita mengenal bahan untuk membuat pakaian selain kain ada bahan lain yang mungkin dipilih untuk membuat produk pakaian atau produk lainnya, entah untuk jaket, blazer, celana, hingga rok, bahkan topi, sarung tangan dan sepatu saja ada yang menggunakan bahan kulit. Ada pula jok mobil ada lho yang menggunakan material kulit.

Kerupuk saja ya ada yang terbuat dari bahan kulit, hmm apa itu? Itu kerupuk rambak, kan terbuat dari kulit kerbau. "Bukan begitu #bambang!"Sabar-sabar, hanya intermesso saja, jangan dibawa serius ya. Nanti emosi lagi kalau dibawa serius.

Kulit saat ini sering jadi pilihan untuk bahan membuat produk tekstil. Bahkan pada jaman prasejarah, ketika manusia belum mengenal bahan kain, manusia purba menggunakan material kulit untuk dijadikan sebagai pelindung tubuh yang manusia modern mengenalnya sebagai pakaian. Kulit hewanlah yang jadi bahan untuk material kulit untuk jadi pakaian mereka.

Saat ini untuk membuat produk kulit, kulit hewan seperti domba, kambing, sapi, buaya, ular, harimau, cheetah, macan tutul, bahkan hingga babi dimanfaatkan untuk diambil kulitnya, demi menghasilkan bahan kulit terbaik. Namun, tidak bisa seenaknya, lembaga konservasi punya aturan agar tidak terjadinya eksploitasi, karena untuk hewan seperti harimau, cheetah atau macan tutul, yang sudah berada dalam kategori kritis tidak diperkenankan untuk diambil kulitnya sebagai komoditas tekstil.

Ilustrasi bahan kulit. Sumber gambar diambil dari Google Image.

Ayam tidak masuk hitungan ya, kalau ayam diambil kulitnya buat bahan pakaian, mimin makan kulit crispy dari kulitnya siapa dong .... 

Produk tekstil berbahan kulit yang asli dari hewan harganya cukup mahal, itu pasti, karena untuk mendapatkan material kulit yang asli dari hewan itu harus mengorbankan hewan tersebut, artinya hewan tersebut harus mati. Ada harga yang harus dibayar untuk itu. Sedikit berbeda dengan produk tekstil berbahan wool yang diambil dari bulu domba, domba-domba wool yang diternak hanya diambil kulit wool bagian luarnya saja, tidak sampai kulit tubuhnya.

Mensiasati hal itu, ada yang namanya kulit sintetis atau kulit buatan. Jadi ada dua jenis bahan kulit, yaitu kulit asli yang berasal dari kulit hewan dan kulit sintetis atau kulit buatan.

Perbedaan antara kulit asli dan kulit sintetis dapat dilihat dari beberapa hal, diantaranya:
# Harga : kulit asli harganya cenderung dan pasti lebih mahal daripada kulit sintetis, kecuali ada yang mengaku-aku menjual kulit asli dengan harga mahal, padahal itu adalah kulit sintetis yang dibuat seolah-olah menyerupai kulit asli.

# Tekstur kulit : kulit asli itu cederung lebih halus, meski tergantung juga pada kualitas. Kulit aslin pun bisa terasa halus, namun pembedanya tidak terasa alami, karena lebih terasa seperti plastik ketika kita menyentuh dan merasakannya.

# Fisik kulit : karakter kulit selalu mempunyai pori-pori, kulit asli mempunyai pori-pori yang tidak beraturan, karena itu alamiahnya dari kulit hewan. Sedangkan kulit sintetis pori-porinya cenderung lebih rapih, beraturan dengan jarak yang konsisten.

# Aroma : kulit asli akan mengeluarkan aroma alaminya yang tidak dapat ditiru. Sedangkan kulit sintetis cenderung mengeluarkan aroma bahan kimia atau aroma karet atau bau vinyl.

# Kerapihan produk : kulit asli cenderung tidak rapih, kasar pada bagian tepiannya, karena kulit yang diambil dari hewan ukurannya tidak pasti sama percis, bisa berbeda-beda tergantung ukuran hewannya. Sedangkan kulit sitentis pada bagian tepiannya akan lebih rapih dan sempurna.

# Pelabelan : kulit sintetis umumnya menggunakan istilah manmade materials atau fabrics materials atau syntetic leather dll.. Sedangkan untuk kulit asli pelabelannya 'genuine leather'.

# Perawatan : kulit asli perlu perawatan khusus dibandingkan kulit sintetis, kulit asli jika tidak dirawat dengan baik, maka akan merusak tekstur dan keawetan kulit itu sendiri. Perlu penyimpanan di tempat yang baik, tidak asal simpan saja. Kulit asli tidak terlalu menimbulkan bekas ketika dilipat, sedangkan kulit sintetis akan menimbulkan bekas lipatan.


Produk berbahan kulit asli memang memberikan prestis tersendiri bagi yang memakainya, ada nilai tersendiri bagi pemakainya. Lalu, kalau kalian bagaimana, memilih kulit asli atau kulit sintetis?

Kalau mimin sih, ya yang mana saja, asal baik, bagus, enak dipakainya dan tentunya ya harganya tidak menguras kantong sih. Kalau kalian pasti punya pendapat berbeda, mimin kembalikan kepada selera masing-masing saja ya.

Segitu saja deh catatan kali ini dari mimin, bisa menambah pengetahuan bagi yang awam, yang baru sekedar mengenal material bahan-bahan produk tekstil, salah satunya ya kulit ini. Kalau mimin sih, kalau kulit ayam crispy tentunya suka banget, kriuk-kriuk-krenyes-krenyes. Ah jadi laper nih, kita lanjutkan ditopik lainnya lagi ya. Sampai jumpa lagi dicatatan berikutnya, senang bisa menyapa kalian melalui catatan ini. FN

Kamis, 22 Juli 2021

Mengenal Asal Usul Menyulam dan Sedikit Nostalgia

Ketika mendengar kata 'menyulam', mimin seperti terbawa ke masa lalu, ke masa dimana ketika mimin masih mengenyam pendidikan dasar sembilan tahun, mungkin kalau tidak salah jaman mimin masih sekolah menengah pertama.

Kala itu ada mata pelajaran kesenian, dimana ada tugas untuk menyulam. Mimin tidak begitu suka, meskipun mimin punya ibu yang cukup paham soal jahit-menjahit, tapi mimin tidak begitu menyukainya kala itu. Meski begitu tugas kerajinan itu tetap selesai, ya dengan bantuan ibu juga sih pada akhirnya.

Menyulam merupakan salah satu proses produksi dalam kerajinan tekstil. Menyulam bisa disebut juga membordir. Tapi pada umumnya menyulam dilakukan dengan tangan dan membordir lebih dikenal dilakukan dengan mesin, yaitu mesin jahit atau mesin khusus bordir.

Menyulam adalah proses memperindah penampilan permukaan kain. Seperti pelukis yang memperindah kanvas putih dilukis dengan cat dan kuas, sedangkan menyulam menggunakan benang dan jarum. Bahan dasarnya, benang ini dari wol, linen dan sutera.

Proses sulaman sendiri terbagi menjadi lima jenis antara lain sulam datar, sulam terawang, sulam timbul, sulam benang dan sulam kiraan jahitan. Ups, sulam bibir gak masuk hitungan ya, ini hanya intermesso.

Hal pelajaran yang saya ingat dalam sulam-menyulam ini, ada beberapa teknik tusukan dalam proses merajut benang, kalau gak salah ingat itu ada tusuk jelujur, tikam jejak, tusuk silang, flanel, feston, rantai, batang, dll. Mari kita coba mundur kebelakang, mencari tahu dan memahami sejarah dari kerajinan satu ini.

Ilustrasi kegiatan menyulam. Gambar diperoleh dari Google Image



Sejarah Menyulam
Seni menghias atau menyulam ini pertama kali ditemukan di Mesir. Menyulam diperkirakan telah dikenal sejak abad ke-14 sebelum masehi.

Dibeberapa kebudayaan, menyulam ini biasanya jadi kewajiban untuk gadis-gadis yang akan menikah harus menyulam pakaiannya sendiri untuk upacara pernikahan.

Di China sendiri, tercatat dalam dokumen sejarah, sulaman dikenal sekitar tahun 2255 SM (baca: sebelum masehi). Hasil sulaman banyak dihasilkan dijaman Dinasti Chang (1766-1122 SM), menggunakan benang emas dan perak, guna menghiasi jubah kaisar yang berbahan sutera hitam.

Pada masa Dinasti Chou (475-221 SM) bentuk sulaman relatif sederhana. Seiring waktu, pla motif sulaman makin artistik pada masa Dinasti Han (206-22 SM) dimana pada masa itu Tiongkok mengalami masa keemasannya.

Selanjutnya pada masa Dinasti Ming (1368-1644) seni sulaman mulai berkiblat ke bisnis dan profesionalisme. Selain di China dan Mesir, perkembangan sulam-menyulam ini juga terjadi di Persia Purba, Babilonia, Israel dan Suriah. Bahkan Eropa pun tak luput mengalami perkembangan sulaman ini, dimana motif-motif dekorasi meluas di kawasan Kekaisaran Roma bagian timur. Jubah-jubah di lingkungan istana, biara-biara, hiasan dinding dan perlengkapan rumah tangga tak lepas dari seni sulaman ini. Bahkan di Inggris, keterampilan menggunakan jarum teknik tinggi jadi keterampilan prasyarat seorang putri bangsawan.

Di Indonesia sendiri kerajinan sulaman ini masuk melalui pedagang-pedagang China pada abad ke-18 masehi. Produk tekstil hasil sulaman ini pada awalnya hanya dikenakan oleh mereka yang bergelar bangsawan atau anggota kerajaan saja. 

Dalam kamus bahasa Indonesia, kata 'sulaman' berarti suji atau tekad. Iya karena memang benar, dalam proses menghasilkan produk tekstil sulaman ini membutuhkan tekad dan niat yang ekstra, karena memang benar-benar membutuhkan jiwa seni yang tinggi.

Tuntutan permintaan akan hasil karya sulaman ini akhirnya menutut kecepatan, dan otomatisasi dilakukan untuk meningkatkan produktivitas. Revolusi industri (1750-1850) yang terjadi di Eropa memulai perkembangan proses sulaman menggunakan mesin, yang kita kenal dengan mesin bordir.

Mesin bordir pertama adalah Hand-Embroidery Machine ditemukan di Prancis tahun 1832 oleh Josue Heilmann. Mesin tersebut menggunakan kombinasi mesin tenun dengan tenaga wanita yang menyulam tekstil dengan tangan.



Untuk saat ini, sulam lebih dilakukan untuk hobi, tapi jika hasilnya baik, bisa menjadi sesuatu yang menghasilkan jika dijual. Kreasi inovatif dan menarik tentunya memberikan nilai jual tersendiri terhadap karya seni satu ini.

Ingatkan benda satu ini, hope ring sulam? Ini dia yang tidak bisa dilepaskan ketika kita sedang mengerjakan kerajinan sulam tradisional menggunakan tangan. Ketika kecil saya sering menggunakan alat ini alih-alih sebagai simpai emasnya kera sakti. Ada-ada saja ya ulah anak-anak ketika kecil. Barulah setelah saya sekolah, baru tahu fungsi kegunaannya.

Berikut ini apa saja sih yang perlu disiapkan untuk menyulam tradisional menggunakan tangan, yang sering biasa dilakukan di rumah tangga atau kerajinan tugas sekolah:
# Siapkan jarum sulamnya, itu yang penting, kalau karena ini adalah salah satu alat utama dalam menyulam, seperti kuas dan cat.

# Selanjutnya adalah siapkan benangnya, sama seperti mau melukis, jika tidak ada catnya, mana bisa menghasilkan lukisan yang indah. Untuk itu dalam menyulam diperlukan benang berwarna-warni sesuai kebutuhan pola dan motif yang akan dibuat.

# Widangan atau bentang atau hope ring sulam. Ini bisa terbuat dari bahan kayu atau plastik.

Ini dia yang namanya widangan atau hope ring sulam, dulu saya gunakan alat ini untuk mainan sebagai simpay emas kera sakti. Kadang ibu sering ribut saja mencari alat ini karena dibuat mainan kita anak-anaknya. Gambar diperoleh dari Google Image

# Gunting, itu sudah pasti harus disiapkan, untuk motong-memotong menggunakan apa kalau tidak menggunakn gunting.

# Rader dan karbon jahit. Alat ini digunakan untuk menggambar pola pada bahan kain. Rader merupakan alat seperti pena tapi bergerigi dan karbon jahit berfungsi sebagai alas ketika rader digunakan, dimana akan memberikan warna atau jejak rader pada kain.

Alat ini juga tak luput untuk mainan mimin dulu ketika masih kecil, saya gunakan untuk motor-motoran ceritanya (diimajinasi), saya tekan ke sofa kain, ke tembok, ke lemari kayu. Karena aktivitas ini sering saya dimarahi karena menimbulkan bekas dipermukaan yang saya tekan menggunakan alat ini, secara alat ini kan seperti gerigi besi. Gambar diperoleh dari Google Image

# Bidal merupakan alat bantu untuk melindungi tangan dari tusukan jarum, alat ini juga bisa digunakan sebagai alat bantu mendorong jarum ketika sulit menusuk kain.


Ini model bidal, ada yang seperti gambar yang atas dan seperti gambar ini. Gambar diperoleh dari Google Image

# Unpicker merupakan alat pendedel jahitan, berfungsi membuka atau membongkar jahitan yang kurang tepat.

Ini dia yang namanya unpicker. Gambar diperoleh dari Google Image

# Kapur jahit digunakan untuk memberi tanda batas pemotongan pada pola. Ini kapur jahit ya, bukan kapur semut lho. Lagi-lagi intermesso lho.

# Alat bantu pemasang benang. Nah ini sih lebih ke oposional, sebagai alat bantu saja untuk memasukan benang ke jarum, biasanya kan kalau yang matanya sudah rabun agak sulit tuh memasukan benang ke jarum, dengan alat bantu ini akan mempermudah.

Ini dia alat bantu untuk memasang benang, mimin dulu pertama kali mendapatkan alat ini ketika ditawarkan oleh pedagang asongan ketika pertama kali ke Jakarta, mimin bawa alat ini ke ibu mimin dan beliau sangat terbantu dengan alat ini. Gambar diperoleh dari Google Image


Itulah dia kira-kira cara mimin bernostalgia masa sekolah dulu ketika mengingat kata 'menyulam'. Sekalian merefresh dan menambah pengetahuan. Kebetulan, masa pandemi ini memaksa orang untuk stay at home.  Jika hanya di rumah tanpa melakukan sesuatu yang tidak produktif rasanya sia-sia ya. Hmm, dengan menyulam ini sepertinya bisa jadi salah satu cara sih mengisi kegiatan yang produktif, sekalian juga membangkitkan memory nostalgia, terutama bagi yang pernah senang dengan aktivitas atau hobi satu ini.

Segitu saja sharing dari mimin ya, siapa tahu bisa membangkitkan memory masa lalu kalian semua ya, yang kebetulan mampir ke blog ini. Sampai jumpa lagi dicatatan lainnya, ya masih gak jauh-jauh dari serba-serbi jarum dan benang.

Selalu jaga kesehatan, patuhi protokol kesehatan, pakai masker dan jaga jarak, ingat 5M ya. Salam sehat selalu. FN