Minggu, 31 Juli 2022

Mengenal Apa Itu Cosplay

Menarik kita lihat beberapa waktu lalu fenomena Citayam fashion week, yang akhirnya jadi fenomena kagetan dan menular ke seluruh penjuru Indonesia.


Kebetulan memang karakter orang Indonesia pas jika dikenal bangsa yang kagetan dan seneng dengan niru, jadi ketika ada sesuatu yang viral pasti cepat ditirunya, walau gak semua yang viral ditiru. Tapi umumnya dan belakangan yang terstampel ya begitu.

Hmm bahkan ada lho yang juga niru² hal negatif sewaktu kasusnya "sambo" ramai, seorang polisi di daerah mana itu ngamuk² gara² istrinya gak sengaja kesentuh seorang wartawan yang padahal itu wartawan gak sengaja sentuh karena jatuh, eh diamuk lho sama itu polisi, sempet viral juga beritanya. Ya yang kaya² gitulah, niru² ala² bangsa Indonesia. Kalau itu si niru gak sengaja aja, hanya kebetulan perilakunya sama² arogannya. Tapi penulis emang niatnya nyindir sih.

Kembali ke soal fashion tadi, kali ini pada perayaan 17an di tempat mimin bekerja juga diadakan acara lomba ala² fashion week begitu juga, lenggak-lenggok diatas red carpet.

Hmm, coseplay? Fashion show? Apakah itu hal yang sama? 

Ilustrasi, komunitas cosplay yang sedang berpose dengan karakter dari anime Naruto. Gambar diambil dari Google

Hmm kalau yang awam ya, memperhatikan keduanya nampak serupa. Kalau mimin sendiri sih bisa membedakannya. Kalau menurut mimin dalam sebuah acara fashion show, bebas² saja menggunakan fashion apapun, bahkan coseplay. Tetapi yang umum ketika fashion show, lebih menampilkan trend fashion atau busana yang digunakan sehari-hari, atau momen tertentu, dan lebih layak guna jika digunakan normal. 

Sedangkan ketika kita fashion show dengan kostum coseplay, rasanya hanya bisa dipakai saat tampil momen saat itu saja, rasa² nya jika dipakai harian atau momen yang non hiburan agak aneh ya. Gimana menurut kalian?

Ini dokumentasi mimin ketika menjadi cosplay, jadi seorang hansip, pada event fashion week ala² saat perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-77 di PT QLI & PT NLP. Gambar dari dokumentasi pribadi. 

Nah pada postingan kali ini mimin mau bahas apa itu coseplay. Kebetulan juga mimin punya sahabat baru yang pernah menggeluti coseplay ini. Jadi mimin dapat banyak informasi dari dia. 

Kebetulan blog ini kan memang membahas soal fashion, dan coseplay juga berhubungan dengan kostum atau pakaian atau dresscode yang digunakan seseorang untuk memberikan tampilan berbeda atau tampilan yang diinginkan, rasanya pas jika membahas soal ini di sini. 


Istilah cosplay, yups yang benar itu 'cosplay', yang mimin tulis diatas itu salah ya, yang bener adalah cosplay, merupakan istilah bahasa Inggris dari sebuah kata Jepang, 'wasai-eigo'. Merupakan gabungan dari dua kata bahasa Inggris, 'costum' dan 'play'. Costum sendiri berarti pakaian dan play berarti bermain. 

Cosplay dikategorikan sebagai hobi mengenakan pakaian berserta aksesorisnya,  berikut dengan riasan wajah seperti yang dikenakan atau menyerupai karakter didalam anime, manga, dongeng, permainan video (video game), penyanyi atau musisi idola,  hingga film kartun, bahkan film² fiksi genre Tokosatsu, film genre hollywood seperti Marvel, DC, Harry Potter, Star Wars, Star Trek atau lainnya. 

Mereka yang memainkan hobi ini dinamakan cosplayer. Di kalangan penggemar cosplayer sering disingkat coser

Cosplay ini sudah menyebar di banyak negara seperti Jepang, Amerika, RRC, Eropa, Filipina, Malaysia hingga Indonesia.

Banyak cosplayer diberbagai belahan dunia sangat totalitas dalam menggeluti hobi ini. Hobi ini pun tidaklah murah, karena untuk menjadi karakter yang diinginkan seorang coser bisa mengeluarkan biaya hingga jutaan lho. Demi mengejar kimiripan dengan karakter yang ditirunya.

Lalu bagaimana sejarah cosplay ini? 

Kalau membaca informasi dari Wikipedia mengenai cosplay, link sumber mimin tautkan dikata Wikipedia y. 

Pada paruh kedua tahun 1960, para fans dari cerita dan film fiksi ilmiah di Amerika sering mengadakan konvensi fiksi ilmiah, para fans dalam acara tersebut kerap menggunakan kostum yang digunakan oleh karakter dalam film tersebut. Misalnya kostum dari karakter² film Star Trek. 

Pada dasarnya budaya Amerika sendiri sudah mengenal acara pesta topeng (masquerade), pada pesta haloween misalnya. 

Tradisi seperti ini akhirnya juga menular ke negara lain, seperti Jepang, pada dekade 1970an. Di Jepang acara seperti di Amerika itu dimulai dari acara peragaan kostum (costume show). 

Nah istilah cosplay di Jepang sendiri mulai dikenal tahun 1978, pertama kali di daerah Ashinoko, Perfektur Kanagawa, pada sebuah acara pesta topeng konvensi ilmiah Nihon F Taikai ke-17. 

Hingga akhirnya acara ini menjadi perayaan rutin di Jepang. 

Publikasi acara² cosplay ini dimulai dari majalah anime yang memuat berita tentang acara cosplay ini. Pemberitaan mengenai cosplay mulai gencar di Jepang tahun 1980an.

Tahun² selanjutnya acara² serupa ini dijadikan kontes atau perlombaan. Kegiatan ini jadi kegiatan berkelompok yang banyak diikuti oleh anak² muda di Jepang. 

Semakin seringnya acara cosplay ini, munculah fotografer amatir, yang dalam bahasa Jepang dapat sebutan 'kamera-kozo', adalah mereka yang senang memotret kegiatan cosplay


Kategori Cosplay
Nah ada yang perlu kalian tahu juga nih, ada pembagian terkait cosplay ini. Ada pembagian kategori cosplay berdasarkan rujukan karakter yang diperankan. Ini berdasarkan kebiasaan dari event² yang ada. 

1. Cosplay anime/ manga, dimana seorang coser ini memerankan atau meniru karakter² yang ada dicerita anime atau mangga, komik² Jepang atau kartun² Jepang.

2. Cosplay game, dimana seorang coser ini memerankan atau meniru karakter² dari video games, apalagi jaman sekarang banyak bergenre RPG yang punya karakter² tertentu, dan karakter ini yang jadi rujukan para coser.

3. Cosplay Tokosatsu, kalau ini para coser itu memerankan atau meniru karakter² seperti Kamen Rider Black, Ultramen, dll., yang termasuk karakter dari Tokosatsu.

4. Cosplay gothic, kalau ini para coser itu terinspirasi dari karakter bernuansa gelap atau gothic.

5. Cosplay original, kalau ini coser memerankan karakter hasil rekaan sendiri, original buatan atau kreatifitas mereka sendiri.

6. Cosplay dongeng, kalau ini coser memerankan karakter dari cerita² dongeng suatu tempat, misalnya karakter Robin Hood, Brama Kumbara, Pinokio, misalnya, Gajah Mada, atau yang lainnya yang bersumber dari cerita² dongeng.

7. Cosplay hentai, nah kalau ini biasanya tertutup dan tidak terpublikasikan, karena ini adalah genre dewasa. Jadi dimana coser memerankan karakter anime atau manga dengan genre dewasa bahkan ke arah porno kostum, bahkan hingga adegan² intim namun menggunakan kostum tertentu. Kalau kategori ke-7 ini sih tambahan dari mimin saja yang memasukan kategori ini, jadi ini tidak resmi ya, gak usah didebat. Makanya mimin pisahkan dari grup keenam kategori tadi.


Cosplay di Indonesia
Cosplay mulai dikenal di Indonesia pada kisaran tahun 2000an, kala itu ketika kampus bahasa Jepang di Universitas Indonesia mengadakan acara Gelar Jepang UI, pada acara itu diadakanlah event cosplay. Event tersebut hanya diramaikan oleh panitia acara saja. 

Beranjak dari Event Jepang, beberapa pemuda-pemudi (kebanyakan pemudi) di Bandung memperkenalkan gaya Harajuku dan hadirnya cosplayer pertama yang bukan merupakan EO saat itu. Berlanjut hingga sekarang, hampir tiap bulannya selalu ada event cosplay di kota² lain di Indonesia. 


Sharing dari seorang cosplayer
Berbeda dengan postingan mimin kali ini, mimin punya narasumber yang menggeluti cosplayer ini. Ya meskipun dia ini bukan cosplayer profesional, namun dia ini senang dengan aktivitas cosplay. Bahkan dia dan teman² sering memenangkan lomba cosplay pada event² yang dia dan teman²nya ikuti. 

Narasumber mimin ini kita panggil saja, Paul, begitu dia ingin dipanggil. Jangan salah, dia adalah gadis berusia 24 tahun asal Lamongan. 

Pernah mengenyam bangku kuliah di salah satu universitas negeri di Surabaya, mengambil jurusan bahasa Jepang, namun sangat disayangkan karena terkendala biaya membuatnya harus berhenti. 

Seperti yang mimin sampaikan tadi di atas bahwa seorang cosplayer itu dituntut totalitas, mereka berusaha untuk semirip bahkan serupa mungkin dengan karakter yang mau dia tiru. 

Totalitas ini menyangkut soal biaya. Untuk membuat kostum karakter yang diinginkan itu biasanya diperoleh dengan membuat sendiri, dimulai dari design, cari bahan, mengumpulkan aksesoris dll., hingga urusan make up juga harus total. 

Paul bercerita bahwa cosplay jaman sekarang ini lebih enak, jika mereka mampu secara finansial mereka bisa tinggal menyewa kostum yang mereka inginkan. Sedangkan pada jamannya dulu, kostum itu harus dibuat, apalagi bagi cosplayer dengan dana minim.

Dulu, ketika jaman rambut tiruan masih mahal, para cosplayer menggunakan pewarna rambut untuk mewarnai rambut mereka agar mirip dengan karakter yang mau ditiru. Tapi sekarang, tak perlu lagi begitu, karena sudah ada rambut tiruan dan dijual dengan harga relatif lebih murah pada jaman dulu, kisaran nya 350-550ribu per wik. 


Ya kira² begitulah sedikit informasi tentang cosplay. Trend fashion ala² dunia kartun, manga dll. dimasa sekarang ini adalah hal yang umum, jadi gak perlu asing jika melihat orang² berpakaian warna-warni, aneh dan mungkin ada yang mengatakan norak.

Tapi yang pasti saat ini style mereka ini hanya digunakan saat event saja. Belum ada sih sejauh ini style fashion ala cosplay digunakan untuk harian, kerja atau bahkan pesta, kecuali pestanya bertemakan cosplay ya itu cerita lain.

Sekian dulu deh sumbangan postingan dari Mimin, ya mudah²an bisa menambah pengetahuan sobat fashionela dimana pun berada. SSDK

Minggu, 17 Juli 2022

Anniversary Fashionelaa #1

Ini adalah tahun #1 dari blog ini, blog yang khusus membahas tema² fashion. Blog ini sebenarnya adalah blog yang Mimin buat sebagai kado ulang tahun ke-22 si empunya blog ini dibulan Agustus 2021 yang lalu.

Tapi sayangnya sejak diberikan itu, tidak pernah tersentuh. Bahkan tadinya Mimin yang jadi admin yang kelola blog ini jarang sekali ngepost menggunakan inisial FN, sebagai inisial pemilik blog ini. Alhasil, Mimin jadi kontributor utama blog ini.

Si empunya blog ini senang dengan dunia fashion, tetapi belakangan ya sudah terabaikan, karena sibuk meniti masa depan.

Mimin pikir sayang sekali jika blog ini terbengkalai, jadi Mimin tetap jaga dan rawat, dan Mimin terus coba mengisi blog ini, siapa tahu suatu saat si empunya blog membutuhkannya, bisa kembali diserahkan ke pemiliknya.

Tidak disangka, blog ini kini berumur #1, dan harapannya blog ini bisa terus eksis, dan bisa jadi wadah menyalurkan inspirasi atau sarana lain, misalnya etalase shop produk² fashion, apapun itu.

Ilustrasi, gambar diambil dari Google.

Ucapan anniversary untuk blog ini, tahun ini Mimin saja yang isi, selamat ulang tahun ke-1 untuk Fashionelaa, semoga tetap eksis dan bisa bermanfaat dan mengisi listing pencarian di search engine Google, untuk blog² bertemakan dunia fashion.


Segitu saja deh sepatah-dua-patah kata dari Mimin SSDK, untuk blog Fashionelaa ini dihari anniversary ke-1 ditahun 2022 ini. Sedikit flashback ke tahun sebelumnya bisa baca tautan di atas ini. Baiklah, sekali lagi happy anniversary Fashionelaa. SSDK

Selasa, 26 April 2022

Ada Apa dengan Celana Jins Sobek?

Postingan ini sudah pernah diposting diblog mimin yang lain, waktu itu kepikiran kenapa ya celana jins sobek koq dipakai, ternyata itu adalah tren fashion dan mungkin dengan sedikit informasi ini bisa menambah pengetahuan. 

Tautan asli postingan ini bisa dibaca di sini

_______
Celana jins sobek dibagian paha? Hmm keren? Ya ada yang bilang begitu bagi anak² muda, karena mereka memilih style fashion seperti itu, keren dan macho bagi mereka. Tapi bagi orang tua atau kelompok tertentu menganggapnya urakan, begajul dan gak sopan.

Bagaimana menurut mu?

Mari kita cari tahu sedikit tentang sejarah trens style fashion jins sobek-sobek ini seperti apa sih. Supaya kita bisa dapat ilmu sedikit mengenai style fashion ini. Supaya orang tua, generasi kolot juga memahami, tak hanya melarang.

Tren sobek-sobek atau dikenal dengan distressed mulai dikenal tahun 1980-an. Style ini dipopulerkan oleh grup² musik rhythm & blues (R&B).

Ilustrasi gambar diambil dari Google. 

Pada era itu trend fashion adalah dalam rangka untuk menarik perhatian, dimana  fashion dengan warna mencolok dan norak jadi pilihan, begitupun dengan trend sobek-sobek.

Tahun 90-an, makna penggunaan fashion ini berubah. Fashion ini mulai digunakan oleh kelompok grunge dan punk, dalam usaha mereka menujukan sikap anti-fashion, dan kampanye anti-kemapanan dengan memakai busana seadanya, ya ada yang sobak-sobek ini digunakan juga. Grup² musik seperti Nirvana dan Green Day dan beberapa grup musik lainnya memilih fashion ini.

Hingga akhirnya semakin waktu ke sini, trend fashion ini digunakan karena memang pemakaianya nyaman menggunakannya.  Tidak untuk menunjukan apapun tapi karena memang nyaman menggunakannya. Hanya saja pada akhirnya juga berbenturan pada norma tertentu, menganggap apa yang dikenakan itu aneh dan gak sopan.


Nah sekarang kita bahas menurut apa yang saya rasakan, atau dari kacamata pribadi saya.

Soal celana sobek terutama untuk celana jenis jins ini menurut saya sebenarnya tidak sengaja disobek begitu saja, diawali dengan ketidaksengajaan. Sebenarnya celana itu memang sudaj tipis dan memang ada koyak sedikit, lama kelamaan karena masih dipakai, celana itu entah tersangkut atau tergesek sesuatu membuatnya semakin sobek melebar.

Itu saya alami sendiri, dan memang begitu kronologisnya. Mana mungkin sih celana baik² saja, lalu disobek hanya karena model ingin seperti itu. Ya bisa saja ada yang melakukannya, tapi tidak dengan saya.

Tapi, ada yang tidak begitu suka dengan fashion seperti ini. Siapa mereka? Mereka adalah orang² tua, mereka yang agak kolot melihat kesopanan dari sisi pakaian.

Memang sih jika digunakan untuk acara formal resmi rasanya kurang pas juga. Tapi seadainya untuk main, why not?

Untuk saya sendiri pribadi inginnya ya celana itu tidak sobek, jika dibuang itu eman² karena celana itu masih bisa dipakai sebenarnya, sobek pun bukan di tempat yang terlalu ekstrim. Jika pun celana itu dipotong makin tak layak dipakai untuk acara yang lebih asyik, jadi aneh. Iya kalau ada dana lebih, celana itu bisa dipensiunkan, jika tidak, siapa yang mau belikan?

Kalau saya pribadi pada akhirnya karena norma dan adat yang sudah terbentuk dalam masyarakat kita menilai bahwa celana sobek itu identik dengan ketidaksopanan, urakan, begajul dan segala macam hal buruk, saya pikir menggunakan celana dengan style itu jarus tepat.

Misalnya, ketika akan bermain ke rumah teman yang ada keluarganya, ya celana itu jangan dipakai. Jika mau ngapel ke rumah pacar ya celana itu jangan dipakai. Jika acara² resmi, atau acara keluarga juga hendaknya tidak memakai model sobek.  Ke gereja apa lagi ya hendaklah jangan pakai, karena kurang etis saja, mau ketemu Tuhan koq seperti kurang pantas gitu, meski itu adalah style. Celana itu hanya cocok untuk acara lapangan, ke mall, atau nongkrong, dimana tidak melibatkan mereka yang punya masalah dengan "kesopanan" menurut mereka sendiri.

Itu sih menurut saya. Kalau kalian punya pendapat sendiri mengenai hal ini? Jelas bagi kaum muda pendapatnya bisa berbeda atau sama dengan saya. 

Jika mungkin ada kaum tua yang punya pandangan bersebrangan ingin juga mendengar atau membaca pandangan mereka.

Pada intinya saya setuju dengan pandangan soal kesopanan, tetapi hendaklah memahami sisi yang lain. Dan kita yang mungkin suka dengan style ini diharap pintar menempatkan diri, kapan harus berpakaian yang sesuai.

Karena bagi saya, cara ini perlu diakali. Pada dasarnya, jika punya uang lebih, memilih celana yang gak sobek itu lebih penting, fashion style celana sobek bukan saya banget. Tapi jika celana baik lalu sobek secara tidak sengaja, ya mau gak mau saya punyanya itu. Gak terlalu buruk jika saat² tertentu saja celana itu dipakai. SSDK

Selasa, 25 Januari 2022

Kota Mode Dunia, Kenapa Mereka?

Selama ini kita kenal Paris merupakan pusat kota mode dunia, kiblat fashion dunia selalu ke arah kota itu, ibukota dari negara Prancis. Tapi ternyata ada kota dunia lainnya yang memang jadi kiblat fashion selain Paris.

Kota² lainnya adalah London, Milan dan New York. Pernah dengar kota dunia itu? Pastilah pernah lah, acara besar terkait dunia fashion selalu diadakan rutin di kota besar dunia itu.

Pertanyaannya, kenapa mereka saja kota besar yang disebutkan sebagai pusat fashion dunia. Apakah tidak ada kota lain yang bisa jadi patokan pusat fashion? Toh manusia berpakaian tidak hanya ada di kota besar itu, di kota² lain manusia juga berpakaian.

Ilustrasi, gambar diambil dari Google.

Kenapa disebut kota mode? Penyebutan kota mode itu karena di kota tersebut berkembang industri fashion atau mode, design, produksi, hingga ritel produk² fashion, bahkan ajang fashion seperti pameran, dll. kerap diselenggarakan di kota tersebut, sehingga ekonomi kota tersebut bergeliat karena faktor ini.

Selain itu, ada faktor lain yaitu sosio budaya, dimana dimana masyarakat atau penduduk kota itu punya pengaruh yang kuat memberikan inspirasi yang kemudian menjadi tren bagi masyarakat lain baik di kota tersebut maupun di kota² lainnya.

Selain empat kota besar dunia yang disebut di atas, ada kota² lain yang juga tak kalah soal mode dan fashion, seperti:
# Venesia
# Los Angeles
# Roma
# Florence
# Madrid
# Barcelona
# Sao Paolo
# Moskow
# Montecarlo
# Sidney
# Tokyo
# Toronto
# Shanghai
# Dubai
# Buenes Aires
# Chicago
# Mumbai
# Karachi
# Singapore

Itulah kira² kenapa empat kota utama itu dan beberapa kota yang disebutkan itu mampu menjadi tredsetter dunia untuk soal mode dan fashion.

Apakah Jakarta mampu menjadi trendsetter mode dan fashion? Hmm mimin masih belum menilai ke sana, karena sejauh ini kita di Indonesia masih jadi pengikut atau peniru atas mode dan fashion yang ada, Indonesia masih belum punya style nya sendiri.

Mungkin untuk soal warisan budaya Indonesia punya batik dan kain tenun yang cukup unik, hanya itu yang bisa jadi kebanggaan Indonesia saat ini. Tinggal bagaimana kreatifitas orang Indonesia mengulik modal tersebut.

Budaya Indonesia yang beragam dari Sabang hingga Marauke, mimin pikir bisa jadi modal besar jika kultur kreatifitas orang Indonesia tinggi.

Mungkinkan Indonesia jadi trendsetter mode dunia?

Bukan pesimis, tetapi lebih baik Indonesia memilih 'jalan ninja' yang lain, yaitu sisi pariwisata dengan menjual alam yang indah. Rasanya biarlah fashion jadi milik kota² besar itu, Indonesia punya sesuatu yang berbeda yaitu pariwisata.

Semoga bisa menambah sedikit pengetahuan dan informasi ya. Ini jadi postingan diawal tahun 2022 untuk blog ini. Sampai jumpa dipostingan lainnya. SSDK

Jumat, 26 November 2021

Mengenal Bedanya Jahit dan Obras

Ada hal yang perlu diketahu diantara keduanya, jahit dan obras. Bagi orang awam, seperti mimin yang gak memahami dunia baru ini, menganggap keduanya serupa. Padahal sebenarnya berbeda lho.

Nah kebetulan pas mimin lagi baca² artikel diinfografis, bahwa keduanya berbeda. Maka dari itu mimin mau share di sini, meski info sederhana tapi bisa memberi tahu bagi yang awam.

Ilustrasi, proses memotong bahan lalu kemudian dijahit. Gambar diambil dari Google.

Jahit adalah proses menyambungkan dua bahan kain dengan menggunakan jarum dan benang jahit.

Ini bisa dilakukan dengan manual yaitu bantuan tangan alias tanpa mesin. Bisa juga dilakukan dengan bantuan mesin yang juga tetap dioperasikan dengan tangan² juga sih.


Sedangkan obras adalah salah satu teknik menjahit yang dipakai untuk mengikat pinggiran kain agar benang tidak terlepas. Biasanya dilakukan saat proses finishing.

Letak jahitan obras pada pakaian letaknya tersembunyi, namun punya peran penting dalam mendukung keindahan hingga kekuatan jahitan itu sendiri.

Ini salah satu contoh obras. Gambar diambil dari directory Google.

Untuk menjahit dengan teknik obras perlu menggunakan mesin jahit obras, ada mesin khusus untuk menjahitnya. Orang kebanyakan bilang mesin obras, ada pula yang menyebutnya mesin overlock

Jadi begitulah kira² perbedaannya secara sederhana. Jadi gak perlu bingung lagi kan soal jahit dan obras. Konsepnya bisa dipahami dari tulisan cetak tebal saja, supaya memahaminya lebih mudah. Sampai jumpa dicatatan lainnya lagi. SSDK

Sabtu, 20 November 2021

Jenis² Benang dan Fungsinya

Wah² sepertinya sudah lama sekali mimin SSDK ini hiatus, tidak kirim² informasi ke sini. Kebetulan, mimin lagi hunting² informasi dan dapat informasi menarik nih, dan rasanya pas kalau disharing di sini.

Urusan jahit-menjahit itu tak lepas dari material benang. Nah benang ini ternyata itu banyak ragamnya, meski ketika kita melihat apapun benangnya, tetap sebutannya 'benang'.

Ilustrasi, gambar diambil dari Google.

Mari kita cari tahu, jenis² benang dari seratnya dan apa fungsinya dalam urusan jahit-menjahit, supaya kita tidak salah memilih jenis benang ketika menjahit.

Benang Kapas
Benang satu merupakan benang yang dibuat dari bahan dasar serat kapas. Serat kapas ini diperoleh dengan cara pemintalan mule, ring atau open end.

Ilustrasi, gambar diambil dari Google.

Fungsi dari benang ini antara lain untuk menjahit kain handuk, seprei, kain blaco, karung terigu dll.


Benang Linen
Benang ini merupakan benang yang biasa dibuat dengan menggunakan serat linen, sejenis serat yang diambil dari tumbuhan rami atau pohon flax (Linum Isitatissimum).

Ilustrasi, gambar diambil dari Google.

Fungsi dari benang ini antara lain untuk menjahit gordyn, sarung bantal, karpet, selimut, dll.


Benang Polyester
Benang ini dikenal sebagai bahan dasar untuk benang rajut maupun benang tenun. Biasanya dibuat dalam bentuk filamen  maupun stapel.

Ilustrasi, sumber gambar dari Google.

Biasanya benang jni digunakan untuk menjahit kaos, celana olahraga, jaket, tas, dll.


Itulah dia jenis² benang dan peruntukannya yang umum biasa digunakan. Semoga bisa menambah informasi seputar dunia fahsion, supaya tidak salah menggunakan benang.

Ada beberapa jenis benang lain yang kebetulan mimin tak share di sini, seperti benang wool, benang sutra, benang rayon, benang akrilik.

Informasi ini mimin ambil dari sebuah postingan IG, dari akun @nissinsewing.id, yang kebetulan lagi membahas topik yang sama. Mimin kembali repost di sini, supaya jadi bahan ingatan, agar lebih memahami dalam memilih benang dengan tepat. SSDK

Kamis, 19 Agustus 2021

Karung Goni, Jadi Bahan Pakaian Jaman Penjajahan

Siapa yang punya kakek nenek yang hidup dijaman penjajahan, dan pernah berbagi cerita tentang masa penjajahan? Ya entah jaman Belanda atau jaman Jepang, mau siapapun negaranya namanya tetap penjajah, hidup dijaman itu pastilah sulit.

Kebutuhan sandang, pangan dan papan itu sudah pasti sulit diperoleh, kalau pun punya ya pasti dirampas atas dasar nafsu penjajah itu tadi.

Untuk urusan sandang saja bangsa kita jaman dulu tidak ada akses, bahkan bangsa kita harus menggunakan bahan karung goni untuk dijadikan bahan pakaian. Cerita² kesengsaraan jaman penjajahan bisa kita peroleh dari orang² yang jadi saksi hidup pada masa itu, ya salah satunya kakek nenek.

Ilustrasi saat jaman penjajahan, gambar diambil dari Google

Kalau mimin kebetulan punya kakek nenek hidup dijaman yang lebih baik. Ada sih kakek yang punya cerita pernah disiksa oleh tentara Jepang.

Karena blog ini membahas soal fashion, tentunya mimin akan bahas soal sandang yang saat itu gak asing dikalangan rakyat jelata korban penjajahan, yaitu pakaian berbahan karung goni.

Tahu kan karung goni? Itu lho packaging material berbahan kain rajut untuk digunakan menyimpan bahan makanan, bisa tepung, bisa biji kopi, atau biji-bijian lain, beras, gula dll.

Pada jaman Jepang, penjajahan terhadap bangsa kita sangatlah kejam, bahkan melebihi apa yang dilakukan tentara Belanda. Kerja paksa jaman Jepang dikenal dengan romusha. Pekerja² paksa romusha itu dipekerjakan untuk pekerjaan² berat, pembuatan jalan, infrastruktur kereta api, dan banyak hal pekerjaan sipil.

Mereka dipekerjakan tanpa upah dan kelayakan seorang manusia, pangan dan sandang diabaikan. Tak ayal hanyak yang mati kelaparan, kemudian untuk melindungi tubuh mereka tak diberikan pakaian laik pakai.

Karung gonilah yang akhirnya mereka gunakan sebagai pelindung tubuh disaat panas dan saat dingin. Hmm, membayangkan jaman saat itu, betapa sengsaranya rakyat kita pada jaman penjajahan.

Namun kini, kita hidup dijaman merdeka, dimana kita mau cari apa saja ada. Karung goni bahkan kini jadi trend fashion unik lho. Tentunya pakaian dari karung goni jaman penjajahan dan yang jadi trend fashion masa kini berbeda sekali.

Ilustrasi, kain goni. Gambar diambil dari Google.

Kain goni atau kain burlap atau sering disebut karung goni, karena lebih sering kita lihat digunakan sebagai karung, merupakan bahan kain kasar, umumnya memang digunakan untuk membuat karung atau kantung penyimpanan.

Awalnya kain ini ditenun dari bulu kambing yang berwarna gelap, ada juga kain goni yang terbuat dari serat jute. Serat jute merupakan serat alami yang digunakan setelah kapas, sebagai bahan material kain atau bahan tekstil. Serat ini diperoleh dari kulit batang pohon bast fibre. 

Ini dia tanaman yang diambil seratnya yang disebut serat jute, ini gambar diambil dari Google Image, klik tautan untuk terhubung ke sumber gambar.

Selain terbuat dari yang tersebut di atas, kain goni ada pula yang terbuat dari serat rosela. Karakteristik kain goni yang terbuat dari serat rosela ini mempunyai sifat yang kuat karena ditenun menggunakan bahan dasar serat yang tebal sehingga tidak mudah putus.

Saat ini kain goni masih tetap diproduksi, untuk kemasan karung dan kantong, selain itu juga untuk bahan baku penunjang industri rotan dan meubel.  Selain itu kain goni ini juga digunakan untuk support industri aksesoris seperti tas belanja, hand bag, tote bag, taplak meja dll. Selain itu kain goni juga dimanfaatkan untuk hiasan interior, hiasan kaligrafi, hiasan dinding, bahkan kain goni ini dijadikan kanvas untuk membatik lho. Namun untuk penggunaan sebagi kanvas membatik.


Itu dia bahasan singkat soal kain goni yang dijadikan bahan pakaian pada jaman penjajahan. Bahasannya masih seputar tentang kemerdekaan, jadinya ya bahas sedikit menyerempet ke tema nasionalis tapi ada info yang berhubungan dunia pertekstilan.

Semoga bisa menambah pengetahuan saja sih, segitu saja deh sharing dari mimin, sampai jumpa dicatatan mimin yang lainnya. FN