Siapa yang punya kakek nenek yang hidup dijaman penjajahan, dan pernah berbagi cerita tentang masa penjajahan? Ya entah jaman Belanda atau jaman Jepang, mau siapapun negaranya namanya tetap penjajah, hidup dijaman itu pastilah sulit.
Kebutuhan sandang, pangan dan papan itu sudah pasti sulit diperoleh, kalau pun punya ya pasti dirampas atas dasar nafsu penjajah itu tadi.
Untuk urusan sandang saja bangsa kita jaman dulu tidak ada akses, bahkan bangsa kita harus menggunakan bahan karung goni untuk dijadikan bahan pakaian. Cerita² kesengsaraan jaman penjajahan bisa kita peroleh dari orang² yang jadi saksi hidup pada masa itu, ya salah satunya kakek nenek.
Ilustrasi saat jaman penjajahan, gambar diambil dari Google |
Kalau mimin kebetulan punya kakek nenek hidup dijaman yang lebih baik. Ada sih kakek yang punya cerita pernah disiksa oleh tentara Jepang.
Karena blog ini membahas soal fashion, tentunya mimin akan bahas soal sandang yang saat itu gak asing dikalangan rakyat jelata korban penjajahan, yaitu pakaian berbahan karung goni.
Tahu kan karung goni? Itu lho packaging material berbahan kain rajut untuk digunakan menyimpan bahan makanan, bisa tepung, bisa biji kopi, atau biji-bijian lain, beras, gula dll.
Pada jaman Jepang, penjajahan terhadap bangsa kita sangatlah kejam, bahkan melebihi apa yang dilakukan tentara Belanda. Kerja paksa jaman Jepang dikenal dengan romusha. Pekerja² paksa romusha itu dipekerjakan untuk pekerjaan² berat, pembuatan jalan, infrastruktur kereta api, dan banyak hal pekerjaan sipil.
Mereka dipekerjakan tanpa upah dan kelayakan seorang manusia, pangan dan sandang diabaikan. Tak ayal hanyak yang mati kelaparan, kemudian untuk melindungi tubuh mereka tak diberikan pakaian laik pakai.
Karung gonilah yang akhirnya mereka gunakan sebagai pelindung tubuh disaat panas dan saat dingin. Hmm, membayangkan jaman saat itu, betapa sengsaranya rakyat kita pada jaman penjajahan.
Namun kini, kita hidup dijaman merdeka, dimana kita mau cari apa saja ada. Karung goni bahkan kini jadi trend fashion unik lho. Tentunya pakaian dari karung goni jaman penjajahan dan yang jadi trend fashion masa kini berbeda sekali.
Ilustrasi, kain goni. Gambar diambil dari Google. |
Kain goni atau kain burlap atau sering disebut karung goni, karena lebih sering kita lihat digunakan sebagai karung, merupakan bahan kain kasar, umumnya memang digunakan untuk membuat karung atau kantung penyimpanan.
Awalnya kain ini ditenun dari bulu kambing yang berwarna gelap, ada juga kain goni yang terbuat dari serat jute. Serat jute merupakan serat alami yang digunakan setelah kapas, sebagai bahan material kain atau bahan tekstil. Serat ini diperoleh dari kulit batang pohon bast fibre.
Ini dia tanaman yang diambil seratnya yang disebut serat jute, ini gambar diambil dari Google Image, klik tautan untuk terhubung ke sumber gambar. |
Selain terbuat dari yang tersebut di atas, kain goni ada pula yang terbuat dari serat rosela. Karakteristik kain goni yang terbuat dari serat rosela ini mempunyai sifat yang kuat karena ditenun menggunakan bahan dasar serat yang tebal sehingga tidak mudah putus.
Saat ini kain goni masih tetap diproduksi, untuk kemasan karung dan kantong, selain itu juga untuk bahan baku penunjang industri rotan dan meubel. Selain itu kain goni ini juga digunakan untuk support industri aksesoris seperti tas belanja, hand bag, tote bag, taplak meja dll. Selain itu kain goni juga dimanfaatkan untuk hiasan interior, hiasan kaligrafi, hiasan dinding, bahkan kain goni ini dijadikan kanvas untuk membatik lho. Namun untuk penggunaan sebagi kanvas membatik.
Itu dia bahasan singkat soal kain goni yang dijadikan bahan pakaian pada jaman penjajahan. Bahasannya masih seputar tentang kemerdekaan, jadinya ya bahas sedikit menyerempet ke tema nasionalis tapi ada info yang berhubungan dunia pertekstilan.
Semoga bisa menambah pengetahuan saja sih, segitu saja deh sharing dari mimin, sampai jumpa dicatatan mimin yang lainnya. FN